"Ruanganmu cantik sekali, Tabed!" ujar Mona saat memasuki ruangan Tabed.
"Ohoo, jelas! Ruanganku tidak kalah cantik dengan ruangan Tao," jawab Tabed sambil membawakan teh kesukaan Mona.
"Bagaimana dengan laporan pribadimu? Apakah kamu melaporkannya dengan terjadwal?"
"Aku tidak ingin dihukum untuk kesekian kalinya, Mona."
"Hahahaha, baiklah. Apakah kamu tidak ingin menemui kami di ruangan teh? Semenjak kejadian itu, kamu tidak pernah menemui Tao lagi, "
"Aku akan menemuinya di saat aku ingin. Bagaimana kalau kita bertemu saat aku melaporkan laporan pribadiku minggu depan?"
"Wow, bagus Tabed! Aku tidak menyangka bahwa akan secepat itu."
"Ya. Kurasa tidak ada kesalahpahaman lagi antara kita."
"Baiklah. Kami akan menunggumu di sana."
"Hmm. Apakah kamu sudah terbiasa dengan namamu di sini? Dahulu kamu hanya dipanggil dengan Sekretaris Surga. Begitu panjang.. "
"Ya, begitu panjang. Hmm, masih banyak yang memanggilku Sekretaris Surga. Mereka enggan memanggilku dengan Mona, hahahaha,"
"Itu jelas Mona! Hahahaha! Oh, ya, bagaimana dengan arwah spesial? Selama ini aku menutup diriku, sehingga aku tidak mengetahui apa yang sudah terjadi,"
"Aku senang, kamu menutup dirimu dengan mengintropeksi diri. Itu adalah kabar positif, dan masih banyak yang menghormatimu untuk tetap menjadikanmu pemimpin aula."
"Jadi, bagaimana kabarnya? Aku ingin minta maaf kepadanya, begitu juga pada Arsent."
"Panjang dan rumit. Seperti yang kamu ketahui.. "
*******
"Aku tidak tahu, bahwa sebelumnya kita sangat dekat, " ucap Tabed menjawab pertanyaan Malaikat 194 sambil menitikkan air mata.
Sambil menangis, Mona menghampiri Tabed dan segera memeluknya.
"Tabed, kamu adalah orang terbaik yang pernah kami punya!" kata Mona di dalam pelukan itu.
"Maafkan aku Mona. Maaf. Justru kalin berdualah yang terbaik di hidupku saat itu," Tabed menangis
Tao yang hanya memandang Mona dan Tabed pun menangis. Bahkan Tao sendiri tidak tahu, bahwa selama mereka hidup di dunia manusia, merek sangat dekat.
"Aku ingat saat ayahku meninggal. Hanya kalian berdua yang menemaniku sampai akhir. Mona, Tao, maafkan aku selama ini," kata Tabed menangis.
Tao menghampiri Tabed dan Mona. Akhirnya mereka menangis bersama dan saling melepaskan rindu. Perdamaian telah terjadi di antara mereka bertiga.
"Jadi, apakah kalian sudah berbaikan?" tanya Malaikat 194 setelah menyaksikan mereka selama 30 menit.
Tanya Malaikat 194 akhirnya melepas pelukan mereka.
"Maaf, kami jadi terbawa suasana. Terimakasih telah datang, sahabat, " jawab Tao.
"Jadi maksud dari note mu adalah untuk membangunkan kalian dari perjalanan masa lalu?" tanya Malaikat 194.
"Bagaimana caramu melakukan itu Tao?" tanya Mona.
"Rahasia. Kemungkinan aku tidak akan memberitahunya."
"Tapi kamu menunjukkannya di hadapan semua orang, Tao!" tukas Mona.
"Itu adalah rencanaku Mona. Aku tidak ingin Tabed dihukum sendiri. Dengan ini, aku akan dihukum juga berbarengan dengan Tabed, " jawab Tao sambil memandang Tabed.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hana & Malaikat 194
Fantezie• TAMAT • "Aku bukanlah laki-laki kuat seperti yang kau pikirkan. Aku bukanlah laki-laki sempurna yang bisa melindungi mu setiap saat. Tapi aku adalah laki-laki yang selalu berusaha untuk tetap ada untuk seseorang yang aku sayangi seperti kamu. Aku...