BAB 20

118 4 0
                                    

Sekretaris Surga
Degh
Sepertinya Tao sudah hampir mengetahui apa yang selama ini aku rahasiakan darinya.

"Kamu harus tetap tenang Mona!" batinku.

Tao mulai segera tersadar sari tidurnya. Sebaiknya aku tetap di sini, karena firasatku mengatakan, tidak, bukan firasat lagi, melainkan dia PASTI akan bertanya mengenai apa yang diketahuinya.

Tao tampak menggosok matanya, kemudian  mencoba untuk bangun, sambil memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit.

"Mona.."

"Iya, Tao, saya di sini."

"Apa yang kamu lakukan di sini? Kamu tidak boleh berada di sini!"

Mengejutkan, dia tak bertanya.

"Aku telah izin sebentar, dan aku telah mempercayakan semua tugasku kepada anggota ku. Tidak sepertimu, yang tidak mau mempercayakan pekerjaanmu kepada orang lain," tukasku.

"Iya, iya, cukup dengan omelanmu,"

"Lalu?"

"Lalu apa? Sebaiknya kamu kembali, Mona."

"Ada apa denganmu, Tao?"

"Aku? Tidak apa-apa."

Bukannya bertanya, kenapa Tao malah sangat dingin kepadaku? Kesannya seperti tertutup kepadaku.

"Kenapa kamu bisa jatuh pingsan di tengah jalan tadi?"

"Aku tidak tahu Mona. Lebih baik, kamu segera tinggalkan tempat ini."

"Ada apa denganmu Tao?! Mengapa kamu sangat dingin kepadaku? Adakah yang kamu tutupi dariku?"

"Bukankah kamu yang selalu merahasiakan apapun yang menyangkut aku?"

"Aku? Kapan?"

"Apa perlu aku menjelaskannya? Kamu keterlaluan Mona!"

Tao
Aku tidak mengerti, mengapa Mona menutupi hal yang menyangkut dengan diriku. Bukankah hal ini sangat penting bagiku?

Seseorang telah merobek satu lembar halaman yang selalu membuat dunia malaikat geger. Ditambah lagi, ternyata yang merobek halaman buku penting itu adalah mata-mata yang ditugaskan untuk mengawasi Malaikat 194 dan arwah special! Yang paling buruknya, hal itu tidak aku ketahui sampai detik aku menemukan fakta itu! Ditambah lagi, Mona yang sudah mengetahui semuanya, malah bungkam, dengan hanya berkata bahwa ada mata-mata saja. Tidak spesifik. Apa yang dipikirkan nya? Sepertinya aku bukan orang ceroboh.

Ah, padahal selama ini aku selalu menceritakan apapun kepada Mona. Entah mengapa aku sedikit kecewa terhadap sikapnya. Padahal aku mengira bahwa kami sudah cukup dekat. Tenyata baginya tidak.

"Tao, dengarkan aku. aku tidak bermaksud.."

"Cukup Mona. Aku sudah mengetahui fakta yang mungkin selamanya tidak akan kamu ceritakan kepadaku."

"Tao, dengar aku dulu,"

"Aku tidak perlu mendengar mengenai hal ini. Aku cukup kecewa kepadamu. Aku kira kita sudah cukup dekat. Bahkan kamu sangat mengetahui perangaiku. Oh, ya, mungkin aku yang terlalu tidak mengenalmu, hahaha, maafkan aku Mona" aku tertawa dengan terpaksa.

"Maafkan aku Tao,"

"Mulai sekarang aku akan mencoba memahamimu kembali dan akan mengerjakan semuanya sendiri tanpa bantuanmu. Aku cukup sadar, selama ini aku banyak merepotkan mu. Sebaiknya kamu kembali."

Aku cukup kecewa. Entah mengapa aku sangat sangat kecewa.

Tanpa melihat wajahnya, Mona mulai menjauh penglihatanku dan mungkin kembali ke dunia malaikat.

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang