BAB 37

83 3 0
                                    

Malaikat 194
"Pagi bro! Pucat banget mukanya,"

"Aku bingung. Ada yang jelek-jelekin aku melalui surat."

"Koq bisa? Surat? Untuk siapa?"

"Hana. Surat itu untuk Hana. Aku ga ngerti apa tujuan dari isi surat itu."

Wajar saja Ardin tak mengerti, aku saja tak mengerti.

"Tapi, Bro, hati-hati loh. Itu ada maksud lain,"

"Maksud kamu?"

"Gitu aja ga ngerti. Itu pertanda ada yang suka sama nona kamu itu,"

"Hah??"

Wah, aku terkejut. Aku tidak berfikir sampai ke situ. Apa benar? Hm, rasaku tidak. Ini sudah jelas ada permasalahan di Dunia Malaikat.

"Coba kamu tanya sama temen kamu yang sering datang ke sini, selain nona kamu. Yang datang tempo hari itu, mungkin dia suka sama nona kamu itu"

"Arsent maksudmu?"

"Yap. Kamu menulis namanya dengan 'Bada' di handphone mu, wkwk,"

"Kamu suka ngintip, ya? Kamu juga memanggilku 'Bro'? Sejak kapan aku dipanggil Bro?"

"Kamu itu udah aku anggap sebagai saudaraku. Kamu juga bisa panggil aku Bro jika kamu mau,"

"Ah, terserahlah. Punya nama koq dipanggil Bro?"

"Iya deh. Jadi, gimana kamu sama nona kamu itu? Udah baikan?"

"Ah, ga tau. Biarin ajalah. Ga usah tanya-tanya. Ribet. Beneran!"

"Namanya juga cewek, Bro. Makhlumin aja,"

Arsent
"Lalu, tindakanmu apa sekarang Hana?"

"Aku tidak tahu."

"Menurutku, sebaiknya kamu menunggu surat kedua. Jangan pernah gegabah untuk menyerang anak itu."

"Terlanjur. Aku sudah pernah menggertaknya karena isi surat ini,"

"Hana, mungkin kamu tidak tahu. Begini, sebenarnya aku cukup jijik untuk mengatakan ini. Tapi, begini, akh.."

"Ada apa?"

Aku meneguk minuman di depanku untuk mengeluarkan kata-kata makian. Semoga Hana tidak shock.

"Anak itu cukup baik dan tampan menurut penglihatanku."

Hana terdiam.

"Lalu?"

"Akh, mungkin kamu sudah menyadarinya jika sikapmu seperti ini. Sudahlah. Lebih baik kamu menunggu surat keduamu. Jika kamu mau, kamu dapat cerita padaku,"

"Arsent, aku harap, kamu dapat membantuku."

"Ya, tapi aku tidak janji. Namun, jika suatu saat kalian akan membutuhkan aku, aku akan membantumu, dengan segenap kekuatanku."

"Aku tidak mengerti."

"Mungkin untuk saat ini kamu tidak mengerti. Namun suatu saat, aku harap kamu tidak akan berubah dengan sifat yang telah kamu miliki saat ini."

"Aku tidak akan berubah."

"Pegang kata-katamu Hana,"

Aku memeluk Hana erat, merasakan kebingungan Hana dari raut wajahnya. Aku sudah pasti akan menolongnya. Aku tidak akan membuatmu berada di jalan yang salah. Namun sebelumnya, mungkin aku harus mengorbankan diriku demi kamu, Hana.

"Ada apa, Arsent?"

"Tidak. Hanya saja, kamu mirip seseorang."

"Mirip siapa Arsent?"

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang