BAB 38

83 4 0
                                    

Tao
"Tao, apakah kamu tahu bahwa kondisi Malaikat 194 saat ini sedang tidak baik?"

"Tidak. Dia sedang baik-baik saja. Terakhir dia menemuiku, cukup baik, bahkan dia masih sempat menertawakanku,"

"Hana cerita padaku, sudah dua hari Malaikat 194 dalam kondisi tidak baik. Menurutku, dia dalam keadaan parah, Tao, sampai dia tidak merasakannya."

"Bisakah kamu menceritakannya?"

"Dia merasa kepanasan dari dalam tubuhnya. Cuaca di sekitar daerah itu baik-baik saja."

"Lalu?"

"Ada seseorang yang memberi kopi kepada anak itu. Kemudian pada malam harinya dia mulai merasa kepanasan."

"Sebentar, apakah dia menelan pil Jede? Setelah seorang malaikat menelan pil itu, dia akan merasa kepanasan, dan jika setelah sekian lama tidak diobati, maka.."

"Dapat membunuh dirinya sendiri."

"Jadi? Sial!!!!! Kurang ajar!!!!"

Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat! Kurang ajar! Kemarin Hana yang dicelakakn, sekarang Malaikat 194 yang dicelakakan agar tidak ada yang menjaga Hana.

"Kurang ajar!!!!!!" teriakku sekali lagi.

Segala barang pecah belah pecah begitu saja setelah mendengar teriakan amarah Tao. Para asisten ketakutan dan berhamburan keluar.

"Tenang, Tao. Tenang!" ucap Arsent.

"Bagaimana bisa tenang?! Sekarang dia ingin membunuh Malaikat 194 untuk kedua kalinya!!"

Arsent
"Maksudmu? Untuk kedua kalinya? Aarrgghhhh..."

Kepalaku tiba-tiba sakit, seakan-akan ada kenangan yang ingin muncul dari pikiranku.

Sekelebat kenangan itu muncul, di mana ada Tao, aku, Tabed, dan seorang perempuan samar-samar sedang bersama-sama dan tertawa di trotoar.

"Tao, apa yang ada di kepalaku saat ini?"

"Arsent, bangun!"

Tao
Tiba-tiba Mona masuk melihat kekacauan dari kantorku.

"Ada apa ini Tao, Arsent?"

"Tolong Arsent terlebih dahulu, Mona. Tolong panggilkan asistenmu,"

"Baiklah."

Mungkin Mona sedang dalam keadaan bingung, karena kekacauan ruangan ini.

"Apa yang membuatmu marah, Tao? Kamu tahu, seluruh penghuninya merasakan betapa besarnya amarahmu saat ini,"

"Aku akan membunuh Tabed!"

"Apa yang terjadi, Tao?"

"Diam kamu, Mona! Kamu selalu menyuruhku bersabar! Aku akan menyusun rencana untuk membunuhnya agar rencana busuknya tidak akan berhasil!"

"Tunggu Tao! Lihat mataku!"

"Apa Mona? Segera menjauh dariku!!"

"Tunggu Tao! Lihat mataku!!!!"

"Apalagi?!"

"Jika kamu membunuh Tabed dengan amarahmu, apakah kamu layak disebut pemimpin?"

"Terserah! Aku tidak butuh lagi posisi itu!"

"Tao!!! Kamu tidak memikirkan bagaimana penghuni yang sangat menyukaimu?"

"Mona!! Jangan pernah meluluhkan hatiku!"

"Baiklah! Jika kamu ingin membunuh Tabed, pikirkan rencana, agar Dia yang membunuh Tabed, bukan kamu!!"

"Apa maksud kamu hah?!! Memang Dia bisa membunuh ciptaannya sendiri?"

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang