BAB 13

138 1 0
                                    

Hana
Huh, dia tertidur lagi. Apa yang harus kulakukan?! Bahkan, anak SD yang akan pergi sekolah aja, tidak seperti dia.

Ah, isi note itu selalu melintas di kepalaku.

Malaikat 194
"Tao, tolong aku! Berikan aku pekerjaan! Aku tidak sanggup jika aku selalu dicemooh oleh wanita bermulut tajam itu!" kataku sambil merengek.

"Pekerjaan apa yang ingin kau kerjakan? Seharusnya kamu mencari sendiri. Bagaimana bisa aku mencampuri urusanmu di dunia manusia?"

"Ah, jahat sekali! Tolong lancarkan segala urusanku di dunia manusia, Tao!"

"Baiklah, aku akan mengirim alamatnya kepadamu. Nanti." kata Tao di balik tumpukan laporannya.

"Nanti? Kapan? Bahkan aku tidak tahu bagaimana caramu memberitahu ku!"

"Akan selalu ada cara, Malaikat 194! Sudah, jangan ganggu aku! Apa kamu tidak melihat apa yang ada di mejaku? Bahkan kita mengobrol tanpa melihat wajah!"

"Hahaha, Tao. Betapa kasihan nya dirimu! Semangat saudaraku! Aku selalu berpihak padamu!"

"Jika kamu berpihak padaku, cepat tinggalkan tempat ini!"

"Baik, baik! Jangan marah-marah seperti itu! Tapi, Tao.."

"Apalagi, Malaikat 194?!" katanya agak geram.

"Baiklah, aku akan meninggalkanmu."

Aku berlalu meninggalkan Tao. Padahal ada hal penting yang aku bicarakan kepadanya.

Arsent
Mungkin aku harus mulai berkhianat demi puzzle ini. Tapi, apakah itu mungkin? Baiklah, aku akan menerima konsekuensinya suatu saat ini. Toh, aku ini sudah mati.

Hana. Hana.
Dia cantik. Dia anakku. Dia anakku dalam kehidupanku sebelumnya. Uh, matanya mirip sekali denganku. Menurut apa yang aku baca, aku meninggalkannya di usianya yang ke 14. Mengapa aku bisa mati di saat Hana masih sangat muda?

Namanya Cleamantien Hana Wijaya. Namanya sungguh cantik. Oh, pantas saja, aku pernah melihat name tag nya ketika dia bekerja

C. Hana W.

Uh, kepalaku sakit. Seketika tebersit bayangan bayangan gelap dan kabur di pikiranku. Memang ini semua ada kaitannya.

Aku melihat kembali isi tulisan dari halaman yang aku robek itu. Mengapa bisa anakku menjadi arwah special? Aku tidak mau jika dia berurusan dengan makhluk makhluk yang bukan sejenis dengannya.

Ah, mungkin aku harus mencari tahu, mengapa anakku bisa menjadi arwah special. Aku harus ke Perpustakaan Lileaf jika begini. Ah, untung saja aku sering ke sana pada waktu lampau. Jadi tidak ada salahnya jika aku sering ke sana.

"Di mana aku bisa mencari informasi mengenai Arwah Special?"

"Ah, kamu terlambat! sekitar satu jam yang lalu ada yang meminta informasi mengenai hal itu,"

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Aku tidak tahu dia siapa, bahkan aku baru melihatnya sekali. Tapi katanya dia disuruh oleh Tuan Ka.. Tuan apa namanya, aku sungguh lupa,"

"Baiklah. Kamu tidak perlu mencari tahu hal itu. Apa tidak ada lagi informasi yang ingin aku dapatkan itu?"

"Tenang saja, Tuan. Karena Tuan adalah pelanggan di sini dan Tuan adalah teman baik ku, aku sudah menyimpan informasi ini. Aku sangat yakin informasi yang akan kuberikan ini, jauh lebih akurat dibandingkan dengan buku yang dipinjam oleh Tuan yang datang sejam yang lalu itu."

"Apakah kamu yakin?" kataku penasaran.

"Aku sangat yakin Tuan!"

"Kamu tidak menerima suap dari siapapun kan?"

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang