BAB 29

102 4 0
                                    

Tao
Kepalaku sakit sekali. Mengapa mereka mengalami kejadian ini lagi? Menurut Mona, mereka tidak jauh lagi. Jika Malaikat 194 sedang tidak sadarkan diri, maka jiwanya sedang berada di Dunia Malaikat. Ini gawat, dia harus segera sadarkan diri.

Aku mencoba untuk melakukan teleportasi secepat mungkin dengan kemampuan ku yang memang di atas rata-rata Malaikat Maut biasa. Ini adalah keistimewaan yang aku miliki dan sangat jarang aku pakai. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk memakai keiatimewaanku yang pertama.

"Malaikat 194? Kamu tahu apa yang terjadi kepadamu?"

Nampak Malaikat 194 sedang berada di sofa ruangan ku. Untung saja dia tidak menggeletakkan kepalanya di meja besar aula.

"Tao, aku tidak biasa melakukan hal apapun dalam gelap. Ada seseorang yang memukulku, sangat kuat. Di belakang kepalaku," Malaikat 194 berusaha menjelaskan kondisinya dalam lemah.

"Aku tahu. Aku sudah melihatnya tadi. Apakah kamu dapat menerka, siapa di balik kejadian ini?"

"Aku masih belum dapat menerka. Hana baru saja pulih, namun hal ini kembali menimpanya. Kapan aku bisa menyelidiki hal ini? Arsent saja bungkam dan tidak menceritakan apapun,"

"Maksudmu?"

"Aku menemui Arsent, lelaki yang masuk ke rumah Hana adalah manusia."

"Manusia?"

"Ya, dan sepertinya dia disuruh oleh salah satu teman pemimpinmu, Tao."

Keadaan Malaikat 194 sepertinya sudah semakin lemah. Jika seorang Malaikat Maut terluka di Dunia Manusia, sudah pasti akan mempengaruhi jiwanya juga. Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini. Dia harus segera menyelamatkan Hana.

Sepertinya aku harus memberikan pil berharga yang sudah aku simpan semenjak aku naik jabatan. Di mana toples berhargaku? Ah, ini dia.

"Terimakasih, karena aku mendapatkan barang special ini," syukurku dalam hati.

Segera aku memasukkan pil itu ke dalam mulut Malaikat 194 tanpa pikir panjang. Aku hanya berharap bahwa Malaikat 194 dapat segera puluh dan menyelamatkan Hana.

"Kamu harus segera kembali, Malaikat 194!"

Malaikat 194
"Haaaaaaaaaaaaaaa"

Nafasku tersendat, seakan baru bangun dari kematian. Segera aku mengambil nafas dalam-dalam.

"Tao, apa yang terjadi?" tanyaku, karena tiba-tiba aku berada di Dunia Malaikat.

"Kamu sedang pingsan di Dunia Manusia, makanya jiwamu berada di sini. Kamu dan Hana sedang disekap di ruangan berbeda. Segera selamatkan Hana. Saat ini dia sangat ketakutan dan dalam keadaan tidak sadar. Dia berada tepat di sebelah ruanganmu. Berhati-hatilah!"

"Baik, Tao. Namun kamu pucat sekali. Beristirahatlah. Aku akan menangani masalah ini," kataku mantap.

Entah mengapa aku merasa sangat kuat saat ini.

"Berikan aku kabar baik!"

"Baik!"

Namun, apa daya, aku masih tidak bisa terbangun dari Dunia Manusia.

"Tao, aku tidak bisa terbangun." kataku malu-malu.

"Gawat. Cepat kamu temui Sekretaris Surga. Katakan padanya, bahwa kamu harus terbangun di Dunia Manusia,"

"Mengapa tidak kamu?"

"Aku sedang tidak baik. Jika aku sanggup, aku tidak akan menyuruhmu untuk menemui Sekretaris Surga! Cepat!"

Segera aku berlari menelusuri lorong untuk menemui Sekretaris Surga. Pikiranku tercampur aduk, bagaimana caranya menyelamatkan Hana. Mengapa aku tidak bisa tersadar dari bangunku?! Apa yang salah denganku?

Hana & Malaikat 194Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang