8. sick #2

5.1K 678 92
                                    

——

Yuna membuka matanya yang berat. Ia meraih handuk kecil yang dibuat Seokmin untuk mengompresnya yang telah dingin dari keningnya. Ia menoleh pelan menatap Seokmin yang masih tertidur disampingnya. Baru saja ingin membangunkannya, Seokmin sudah lebih dulu membuka matanya.

"Udah bangun?" tanya Seokmin sambil tersenyum. Sedetik setelahnya ia berjengit, bangkit dari pembaringannya lalu melihat jam dinding kamar. Ia menghela nafas lega setelah tau ia tidak kesiangan.

Seokmin harus mengurus dua anak kembarnya pergi sekolah setelah ini karena Yuna sedang sakit sejak semalam.

"Aku ambilin air buat ngompres lagi ya..." Seokmin berlalu ke dapur untuk mengisi kembali baskomnya dengan air hangat.

Saat melewati kamar anaknya, ia melihat Yoobin yang bersiap untuk mandi dan Yoora yang sedang merapikan tas sekolahnya. Mendadak ia merasa puas telah mengajarkan kedua anaknya untuk menjadi mandiri sejak kecil.

Setelah mengganti handuk kecil untuk istrinya, kini giliran Seokmin bersiap membersihkan diri. Ia membiarkan Yuna kembali terlelap dibawah selimut diatas kasurnya.

Seokmin bergegas menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya yang ternyata sudah siap diruang tv dengan seragam sekolahnya. Selesai sarapan, si kembar langsung berangkat sekolah tanpa lupa berpamitan dengan ibunya.

"Mama, kakak sama adek sekolah dulu yaaa..." ujar Yoobin setengah berbisik. Sementara itu Yoora justru bergerak pelan mencium pipi ibunya. Keduanya tidak mau membangunkan ibunya yang masih tertidur. Dan ya, mereka berhasil. Tidur Yuna sama sekali tidak terganggu.

Disisi lain, Seokmin hanya mengulum senyum melihat tingkah kedua anaknya.

Setelah mengantar Yoobin dan Yoora sekolah, Seokmin kembali pulang kerumah. Ia bisa menemani Yuna sebentar karena ia akan berangkat kerja agak siang.

Sambil membawa bubur yang telah dibuatnya, Seokmin membangunkan Yuna perlahan. Ia membantu Yuna bangkit untuk duduk bersandar dikasurnya.

"Anak-anak mana?" tanya Yuna setelah melihat jam dinding menunjukkan pukul delapan.

"Kamu gak sadar kan tadi anak-anak pamit berangkat sekolah?"

"Kenapa gak bangunin akuuuu..." rengek Yuna.

"Anak-anak aja gamau ganggu tidur kamu, apalagi aku..." ucap Seokmin sambil menyuapi Yuna.

Yuna terdiam sejenak, "kamu gak kerja?"

"Abis kamu makan sama minum obat, aku siap-siap berangkat."

Meski merasa tidak enak, Yuna tetap menghabiskan buburnya. Suami dan anak-anaknya membutuhkannya, ia tidak boleh sakit terus-menerus.

Selesai minum obat, Seokmin memeriksa suhu tubuh Yuna. Ia mengusap kening istrinya dengan lembut, "cepet sembuh..." ucap Seokmin, "yang sakit kamu, aku sama anak-anak yang sedih..."

Yuna tersenyum pelan mendengarnya.

Setelahnya Yuna tidak langsung tidur. Ia masih mengawasi suaminya yang sibuk bersiap pergi kerja. Menyadari Seokmin kesulitan merapikan dasinya, Yuna kembali duduk dikasurnya lalu meminta Seokmin untuk membiarkan dirinya membantu.

"Kamu bener-bener butuh aku ya? Pake dasi aja masih berantakan..." ujar Yuna sambil membenahi dasi suaminya.

Seokmin membalas dengan mengangguk pelan sembari mengerucutkan bibirnya. Yuna tertawa melihat tingkah kekanakkan suaminya.

"Nanti aku pulang bareng anak-anak. Buburnya udah siap makan kalo kamu laper. Terus, kalo ada apa-apa langsung telfon aku ya?"

Yuna mengangguk mengerti. Seokmin pun pergi kerja setelah sebelumnya meninggalkan kecupan di pucuk kepala istrinya.

...

Mata Yuna terbuka dengan sendirinya ketika ia samar-samar mendengar suara kedua anaknya dari luar kamar. Si kembar sudah pulang sekolah? Wah,  nyenyak sekali tidurnya.

Tidak lama pintu kamarnya terbuka pelan dan menampakkan tiga orang kesayangan Yuna. Senyum tipis terukir diwajah Yuna.

"Mamaaa!" si kembar bergerak ke atas kasur menerjang Yuna.

"Kamu gak tidur?" tanya Seokmin mengekor dibelakang si kembar.

"Baru bangun."

"Udah makan?"

Yuna tersenyum kikuk lalu menggeleng pelan.

"Yaudah aku ambilin dulu ya."

Sepeninggalan Seokmin, Yuna kini asik berbincang dengan Yoobin dan Yoora. Tiba-tiba keduanya mengeluarkan selembar kertas dari masing-masing tas nya kemudian menyerahkannya pada ibunya.

"Ulangan kalian dapet seratus?"

Yoobin mengangguk mantap, "iya dong!" ucapnya bangga.

"Kan mama yang ajarin!" ujar Yoora.

Yuna tersenyum lalu memeluk kedua anaknya dalam satu rengkuhan, "anak mama pinter-pinter!"

"Mah besok masih ada ulangan, ajarin lagi ya?" pinta Yoobin. Ia mengeluarkan satu buku tulis dari dalam tasnya.

Berasamaan dengan itu, Seokmin masuk ke dalam kamar, "mama mu lagi sakit, sini belajar sama papa..."

Yoobin terdiam sebentar, "emang papa ngerti?"

Seokmin memicingkan matanya pada putra kecilnya. Yoobin tertawa lepas setelahnya.

"Tapi kan papa mau nyuapin mama..." kata Yoobin.

"Sini, aku aja yang suapin mama!" Yoora berucap sambil menjulurkan tangannya meminta mangkuk bubur ditangan ayahnya.

Yang terlihat kini adalah keluarga kecil yang memenuhi atas kasur itu. Yoobin yang belajar dengan ayahnya dan Yoora yang sibuk menyuapi makanan untuk ibunya.

🌙


BERI AKU SEOKMIN KW SUPER YAALLAH WKWK

fami-leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang