warn:
kegemasan yg hqq;;——
14 Februari. Hari yang spesial bagi Seokmin dan Yuna.
Valentine? Bukan. Lagipula Seokmin tidak pernah barang sekali merayakan hari Valentine bersama Yuna sejak dulu.
Lalu kenapa hari ini terlihat begitu spesial?
Karena si kembar bertambah usianya.
Mereka berdua lahir di hari kasih sayang. Seokmin seperti dapat hadiah Valentine dari Yuna untuk yang pertama kalinya saat itu.
Sudah menjadi kebiasaan Seokmin untuk mengosongkan jadwalnya di hari ulang tahun kedua anaknya. Kemudian menuruti apa mau si kembar selama seharian penuh walaupun permintaan mereka aneh-aneh.
Contohnya adalah ketika umur Yoora memasuki lima tahun. Yoora bilang ia ingin menjadi Yuna seharian. Dan saat itu Seokmin diharuskan untuk memakan masakkan Yoora.
Menurutmu bagaimana rasa masakkan dari berumur anak lima tahun? Ia bahkan tidak tau apa itu gula, apa itu garam. Parahnya Yoora tidak mengizinkan siapapun untuk membantunya 'memasak'. Termasuk ibunya. Seokmin sukses sakit perut keesokkan harinya.
Kalau Yoobin... Sepertinya tidak perlu diceritakan.
Untuk hari ini sepertinya Seokmin harus bersyukur. Keduanya hanya minta untuk pergi jalan-jalan keluar rumah. Bermain diluar seharian. Berdoa saja diluar nanti mereka tidak minta yang aneh-aneh.
"Gantengnya anak papa!" seru Seokmin ketika Yoobin keluar dari kamar dengan setelan santainya.
"Kalo adek??" sahut Yoora. Mengekori kakaknya keluar dari kamar lalu berpose memutar tubuhnya didepan ayahnya, menunjukkan dress merah muda miliknya.
Seokmin tersenyum gemas, "Adek juga dong..."
Senyum Yoora merekah.
"Adek juga ganteng."
"IHHH PAPA!! HARUSNYA CANTIIIKKK!"
"Iya iya—aduh! Yoora yang cantik jangan ditarik dong celana papa..."
"Biarin!" Pukulan kecil Yoora pada akhirnya terhenti ketika ayahnya berhasil menahan kedua tangannya.
"Yuk berangkat. Mama mana?"
"Mama abis aku dandanin! Terus gamau keluar tuh," kata Yoora menunjuk kamar dibelakangnya
"Adeeek, Mama gamau kayak giniii!" terdengar suara rengekan Yuna dari dalam kamar.
Ketika Seokmin dan si kembar masuk ke dalam, Yuna tengah duduk dikasurnya sambil bercermin dan menutupi keningnya yang biasa tertutup poni itu kini terekspos bebas.
"Mama malu nggak pake poni. Balikkin lagi, ya?" Yuna memohon seperti anak kecil pada Yoora yang kini tersenyum puas sambil menggelengkan kepalanya mantap.
"Kan aku lagi ulang tahun mamaaa! Mama harus nurutin apa mau akuuu!" jawab Yoora. Gadis kecil itu menghampiri Yuna, mencegah ibunya yang kini tengah mencoba kembali menutupi dahinya dengan poni.
"Daripada mama aku suruh potong rambut? Kayak papa!" lanjut Yoora diikuti tawa Yoobin dan Seokmin dibelakangnya. Kali ini Yuna hanya bisa pasrah.
Sedetik setelahnya si kembar berlalu pergi keluar kamar, untuk masuk ke mobil lebih dulu katanya. Meninggalkan Seokmin serta Yuna yang masih berkutat dengan cermin.