telat tapi gpp lah ya btw gila ini 2k words dong wkwk semoga gak bosen, happy reading💕
——
Seharian ini mood Yuna sedang jelek. Ini hari bahagia, harusnya tidak seperti ini. Walaupun menurut Yuna sendiri, seiring bertambahnya umur, ucapan selamat ulang tahun tidak terlalu berarti lagi, tapi apa salah kalau Yuna ingin mendengarnya dari sang suami?
Pagi tadi Yuna sengaja bangun agak lambat. Sedikit lebih lama menempel pada Seokmin. Tapi memang dasarnya Seokmin itu menyebalkan, suaminya itu sama sekali tidak peka. Tau istrinya sedang bermanja, respon Seokmin malah diluar dugaan,
"Kenapa nih nempel-nempel? Duit bulanannya udah abis?"
Setelah itu Seokmin habis diamuk Yuna dengan bantal.
Hingga Seokmin bersiap berangkat kerja—serta si kembar yang juga berangkat sekolah—Yuna menekuk wajahnya. Dan Seokmin sama sekali tidak menyadarinya.
Untungnya Yuna cepat sadar. Apalagi setelah ia ikut mengabaikan Yoobin dan Yoora. Oke, Yuna tidak boleh bersikap kekanakkan. Hanya karena masalah sepele, semua orang jadi terkena getahnya, Yuna tidak mau seperti itu.
Mungkin Seokmin hanya lupa. Entah kenapa Yuna sudah memikirkan beberapa kemungkinan yang akan dilakukan Seokmin untuk memberikan kejutan ulang tahunnya nanti. Seperti menyulap meja makannya menjadi tempat makan malam romantis seperti tahun sebelumnya, memberinya gaun cantik yang tidak kesampaian dibeli kemarin lusa, atau yang paling Yuna sukai; tambahan uang saku bulanan untuknya.
Hehe.
Sore harinya, Yuna ingin menarik segala skenario yang tadi berputar diotaknya. Tak ada yang datang. Tak ada satupun kejutan ulang tahun untuknya.
Usai membersihkan rumah, Yuna duduk disofa dengan memainkan ponselnya yang sialnya membosankan. Matanya melirik si kembar yang tengah menonton tv disebelahnya. Yuna menghela nafas. Anak-anaknya juga lupa hari ulang tahunnya.
Mendengar suara pintu rumahnya terbuka, Yuna menoleh menatap Seokmin yang baru pulang kerja. Ia bahkan tidak mau bangkit barang sedetik untuk menyambut kepulangan sang suami. Namun tatapan datar Yuna berubah sedikit merekah melihat bingkisan ditangan Seokmin.
Tanpa pikir panjang, Yuna bangkit dari duduknya. Kembali bersikap sebagai seorang istri yang senang melihat kedatangan suaminya.
"Itu apa?" tanya Yuna tanpa basa-basi.
"Martabak manis," tepat setelah Seokmin menjawab, Yoobin dan Yoora datang menyambar plastik ditangan ayahnya, "Tadi mereka telfon minta di beliin," lanjut Seokmin menjelaskan.
Yuna menatap anaknya bergantian. Mereka pasti menggunakan ponselnya secara diam-diam. Ditatap intens oleh ibunya, si kembar hanya menyengir lebar lalu berlari kembali menuju ruang tengah.
Perhatian Yuna kembali pada Seokmin yang sebenarnya pulang lebih larut dari biasanya. "Udah makan?" tanya Yuna sembari mengikuti langkah Seokmin menuju kamar.
Gerakan tangan Seokmin yang tengah melepas dasinya melambat. Kemudian ia tersenyum kikuk sebelum menjawab, "Aku belum bilang ya, hari ini kantor makan besar jadi, iya aku udah makan sebelum pulang..."
Yuna mengangguk. Karena Seokmin sampai dirumah setelah jam makan malam, jadi dugaannya benar.
"Kamu udah masak ya?" Seokmin bertanya. Mungkin melihat raut wajah Yuna yang sedikit berubah. Takut Yuna sudah menyiapkan makan malam untuknya.
"Aku nggak masak kok, cuma buatin makanan sedikit buat si kembar tadi," ujar Yuna. Mana mungkin Yuna memasak karena ia sudah banyak berharap kalau Seokmin yang akan membuat makan malam spesial di ulang tahunnya hari ini.