——
Apa Yuna pernah bilang satu alasan penting kenapa ia menikah dengan Seokmin adalah karena pria itu jago masak?
Bagi Yuna adalah suatu daya tarik sendiri ketika Seokmin tengah bergelut di dapur. Bahkan ia bisa tiga kali lipat lebih tampan saat mengenakan celemek sambil meracik masakannya sendiri disana.
Yuna pandai memasak, tapi ia mengakui kalau sang suami lebih mahir. Ia selalu senang bisa memakan masakan suaminya. Yuna senang jika Seokmin punya waktu luang untuk memasak seharian dirumah.
"Duduk aja sana," disela kegiatannya memotong bawang, Seokmin berujar tiba-tiba. Memberi perintah pada Yuna yang sedari tadi menopang dagu santai memperhatikannya memasak.
Sambil mengulum senyum tipis, Yuna menggeleng pelan, "Mau lihat kamu masak," katanya membuat Seokmin terkekeh pelan setelahnya. Teringkat kalau menontonnya memasak sudah lama menjadi hobi bagi Yuna.
"Kamu tau kan kenapa aku nerima lamaran kamu?" Yuna bertanya tiba-tiba.
"Tau, karena aku ganteng."
Yuna terkekeh mendengar Seokmin kelewat percaya diri, "Iya, kamu ganteng kalo lagi di dapur," balasnya.
Mendengar itu, Seokmin berpose dengan celemeknya. Yang entah kenapa bukannya terpesona, Yuna malah tertawa.
"Jelas dong. Aku kan jagonya ngisi perut kamu," kata Seokmin. "Ada yang jadi kembar lagi!" tambahnya diikuti tawa nyaring Yuna.
Sewaktu pacaran dulu, Yuna lebih suka menghabiskan waktu dengan memasak bersama atau sekedar memakan masakan Seokmin. Rasanya Yuna tidak butuh laki-laki bermulut manis untuk mengisi hatinya ketika ada Seokmin yang lebih suka mengisi perutnya.
"Kalo aku ganteng waktu di dapur, kalo kamu cantik waktu di kasur."
bugh!
"Aw! Emang bener, kamu tuh cantik kalo lagi tidur. Walaupun ilernya kemana-mana."
"Minta dipukul ya?"
Seokmin tertawa lepas sambil masih fokus pada tumisan dagingnya. Ia meraih sepotong kecil daging, meniupnya sebentar lalu menyuapkannya pada Yuna yang langsung melahapnya.
"Kamu mau nikah lagi ya, Seok?! Asin!" protes Yuna yang langsung mencuci mulutnya dengan segelas air. Seokmin memang jago memasak, tapi sifat cerobohnya tak pernah hilang.
"He? Emang iya?"
Seokmin ikut melahap sepotong daging dari sana kemudian matanya menyipit menyadari yang dikatakan Yuna benar. Masakannya asin, "Kamu sih tiba-tiba ngomong aku ganteng..." Seokmin beralasan.
"Aku bilang kamu ganteng, jadinya kamu mau nikah lagi, gitu?"
"Maksudnya aku jadi nggak fokus masak. Ih, sewot banget, istrinya siapa sih~?" Seokmin berujar gemas. Tangannya berusaha meraih wajah istrinya, bermaksud untuk mencubit kedua pipinya. Namun Yuna dengan cepat menyangkalnya.