——"Make some noooooise!"
Sambil memilah pakaian yang akan dicuci dengan mesin cuci, Seokmin tertawa mendengar suara putranya di ruang tengah.
Hari libur, hari suami mencuci. Kebetulan juga Yuna ada janji temu dengan teman-teman kuliahnya. Ia sudah pergi sejak pagi. Menitip si kembar yang lebih aktif di hari libur dan meninggalkan pakaian kotor yang sepertinya sengaja dikumpulkan Yuna hingga menggunung agar Seokmin yang menyelesaikan semuanya.
Pantas saja, baju-baju ini tidak ada habisnya.
Sementara itu di ruang tengah terlihat kesibukan yang berbeda dari si kembar. Keduanya menyanyi kencang diiringi suara musik yang tak kalah keras.
'Biar papa semangat nyucinya, kita nyanyiin ya!' kata Yoora heboh sambil mengangkat mic karaoke merah muda kesayangannya.
Seokmin tertawa lagi. Bukannya semangat, ia malah jadi khawatir karena takut tetangga akan terganggu dengan suara keduanya yang super kencang.
"Topi saya bundaaar~"
"Bundar topi sayaaa~" Suara Yoora terdengar semakin menggema.
"Kalau tidak bundaaar~~ Bu—"
"Giginya tinggal duaaaa!!!"
"Ih! Dasar Yoobin jelek!"
"Kakak Yoobin." Ujar Yoobin mengoreksi.
"Kak Yoobin jelek!" Balas Yoora.
Seokmin yang sedang menuju dapur melewati ruang tengah hanya tertawa geli melihat anak-anaknya mendadak ribut sahut-sahutan dengan mic masing-masing. Padahal sebelumnya keduanya masih akur sambil duet bernyanyi.
Selagi menunggu mesin cucinya menyelesaikan tugasnya, Seokmin beralih ke pekerjaannya yang lain. Membuat makan siang.
Si kembar yang sudah kehabisan tenaga sontak berlari ketika ayahnya memanggil untuk makan. Usai makan siang keduanya malah langsung tertidur di kamarnya.
Seokmin duduk bersandar di sofa setelah merapikan ruang tengah yang berantakan karena ulah si kembar. Ia membuka ponselnya melihat foto si kembar yang baru diambilnya lalu mengirimkannya pada Yuna.
seokmin:
[send a pict]
yuna:
lagi tidur?seokmin:
yamasa lagi mandiyuna:
😒yuna:
udah makan siang mereka?seokmin:
itu baru selesai makan lgsg tiduryuna:
mantap