——
"Adeknya gasuka sama kakaknya jadi dipotong deh kepalanya dijendela!"
Yoora menatap datar kakaknya yang tak berhenti bercerita horror sejak tadi. Yoora nggak suka cerita horror. Yoora nggak suka kakaknya. Yoora nggak suka kakaknya yang suka cerita horror.
Sebenarnya sedari tadi Yoora mengacuhkannya, tapi Yoobin tetap terus bercerita, tak peduli Yoora mendengar atau tidak. Yoora tentu saja mendengarnya, toh pura-pura tidak dengar pun ia tidak bisa dikarenakan suara kakaknya yang kencang. Menghindari kakaknya pun percuma, Yoobin sedari tadi mengekori Yoora kemanapun ia pergi sambil terus bercerita.
Jadi disinilah Yoora, duduk dikursi ruang tengah sambil menunggu Yoobin menyelesaikan ceritanya sampai puas.
"Bertahun-tahun kemudian, adeknya liat kepala melayang. Terus ditanya sama adeknya 'kamu dari mana?' eh dijawab sama kepalanya 'o~sa~ka~~~'
Ditanya lagi 'nama kamu siapa?' dijawabnya 'o~sa~ka~~'
Yang terakhir ditanya gini, 'siapa yang bunuh kamu?' terus dijawab—"
Yoora menatap kakaknya takut-takut sambil menggenggam bantalnya.
"KAMU YANG BUNUH AKUUU!" teriak Yoobin heboh sambil mengguncang bahu adiknya. Selepasnya Yoobin malah tertawa hingga bergulingan dikarpet.
Sementara itu Yoora;
"IHHH MAMAAAAA KAKAK NIHHH!!"
—berteriak kemudian menangis karena terlalu kaget.
Yuna yang sedari tadi di dapur langsung mengambil langkah seribu menghampiri Yoora yang berteriak. Lalu mendapati Yoora yang menangis sambil memeluk bantal dengan Yoobin yang masih tertawa sambil tiduran.
"Kakak ngapain sih?" tanya Yuna kepada Yoobin sambil menenangkan Yoora.
"Kakak cerita hantu tuh mah..." ucap Yoora dipelukan ibunya.
Yoobin bangkit duduk bersila diatas karpet, "kakak cuma bercandaaa, lagian kan gak serem, dek..."
"Tapi adek kaget!" sembur Yoora sambil melayangkan tangannya bermaksud memukul Yoobin namun Yuna dengan cepat mencegahnya.
"Emang cerita hantu apa?" tanya Yuna.
"Osaka!"
Seketika Yuna merasa de javu. Melihat Yoora menangis karena Yoobin bercerita tentang Osaka seperti melihat dirinya dulu. Dulu Seokmin juga pernah bercerita tentang cerita hantu Osaka padanya sampai membuatnya kaget lalu menangis.
Yuna tertawa dalam hati. Nggak bapak, nggak anak sama aja.
"Mama mau lanjutin masak dulu buat makan malem. Adek tunggu sini, kakak juga jangan nakutin adek lagi!"
Yoobin tersenyum lebar sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Setelah ditinggal ibunya pergi, Yoora mogok bicara pada kakaknya. Sementara Yoobin tidak kapok untuk terus menggoda adiknya.
"Jadi kepala kakaknya dipotong pake jendela—"
"Diem gak! Kepala kakak nih yang aku potong!"
"Hehe ampun..."
Setelahnya, keduanya sibuk dengan dunianya masing-masing hingga—
Pats!
—lampu ruang tengah mati dengan sendirinya.
"Kakak!!" seru Yoora.
"Kakak kan disini daritadi, dek..." jawab Yoobin. Suaranya tepat berada disebelah Yoora.
Yoora meraih bantal disebelahnya, "mama..." cicitnya pelan.
"O~sa~ka~~"
Bukan. Itu bukan Yoobin. Suranya berasal dari sebelah mereka. Yoora dan Yoobin menoleh pelan ke sumber suara.
"O~sa~ka~~"
"AAAAAAAA!" jerit Yoobin dan Yoora bersamaan setelah melihat ayahnya di sudut ruang. Yoora sontak menutup wajahnya dengan bantal, sementara Yoobin malah tertawa kencang setelah sempat ikut teriak.
Bugh!
"Aduh, sakit!"
Seokmin mengusap belakang kepalanya yang baru saja dapat pukulan kencang dari tangan Yuna.
"Ngapain sih!" sembur Yuna pada Seokmin yang tersenyum lebar. Ia kemudian menyalakan lampu lalu menyusul Yoora. Gadis kecil itu beralih dari memeluk bantal menjadi memeluk Yuna lalu menenggelamkan wajahnya pada leher ibunya.
"Baru pulang udah ngajak berantem..." kata Yuna.
Setelah meletakkan tas kerjanya dikursi, Seokmin ikut duduk diatas karpet. Melihat Yoora yang menangis dipelukan Yuna membuatnya merasa bersalah, "papa bercanda, adek jangan nangis lagi donggg~" ucapnya sambil mengusap punggung Yoora.
"Hayoloh adek nangisss~" ujar Yoobin malah menggoda ayahnya.
"Kakak juga sama..."
Seokmin tertawa melihat Yoobin langsung menciut sehabis ditegur Yuna.
Setelahnya bukan hanya Yoobin, tapi kini Yoora juga mengacuhkan ayahnya. Saking takutnya Yoora, setelah makan malam, gadis kecil itu meminta tidur bersama ibunya dan meninggalkan kakaknya di kamarnya sendirian.
Yoora sudah bergelung dengan selimut di kasur empuk orang tuanya sambil memeluk Yuna. Setelah mematikan lampu, Seokmin bergabung tidur dikasur. Yoora yang berada ditengah-tengah terapit oleh tubuh orang tuanya.
"O~sa—"
plak!
"Aw!" Seokmin meringis setelah Yoora dengan cepat memukul lengannya. Pukulan Yoora sama sakitnya dengan pukulan Yuna.
"Seok udah!"
Seokmin tersenyum kemudian bergerak memeluk Yoora dan Yuna dalam satu rengkuhan. Baru saja ingin pergi ke alam mimpi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.
Tok! Tok! Tok!
Seokmin dan Yuna saling tatap, disisi lain Yoora memeluk ibunya lebih erat. Apalagi kini pintu kamar berdecit ketika seseorang membukanya.
"Kakak gamau tidur sendiriiii!" seru Yoobin sembari berlari dari arah pintu. Ia langsung loncat ke atas kasur hingga menindih tubuh ayahnya.
Disinilah Yoobin dan Yoora sekarang. Tertidur lelap bersama orang tuanya berada di sisi kiri dan kanan mereka dengan jemari Seokmin dan Yuna yang saling bertaut memeluknya.
🌙