——
Yoobin tertawa melihat adiknya sedari sore terlihat kegirangan. Tidak sabar merayakan tahun baru katanya. Apalagi hujan yang turun sejak pagi kini sudah mereda.
"Tuh kan hujannya reda!" seru Yoora pada kakaknya. Ia merasa menang pasalnya Yoobin terus menggodanya dengan mengatakan kalau mereka akan gagal tahun baruan karena hujan yang cukup lebat.
Yoora terus berdoa agar hujan segera mereda. Ia juga membuat boneka penangkal hujan yang dilihatnya dari kartun di televisi kemarin. Yoora bahkan sempat diomeli ibunya karena mencuri sekotak kapas untuk membuat isian kepala bonekanya.
Tapi menurutnya omelan ibunya sepadan. Buktinya kini hujan reda dan Yoora seratus persen yakin ini akibat boneka buatannya. Ia terus berbangga seperti itu di depan Yoobin sembari mengayunkan lima bonekanya yang bahkan baru selesai dibuat setelah hujan benar-benar reda. Yang berarti boneka itu tidak ada kaitannya dengan redanya hujan.
Yoobin terkekeh. Asal adiknya senang, ia biarkan saja Yoora mempercayai boneka-boneka itu.
Mata Yoobin yang sedari tadi terpaku pada Yoora di sofa kini teralihkan ketika ayahnya melewati ruang tengah dengan banyak barang ditangannya. Senyum Yoobin mengembang. Ia berlari menghampiri ayahnya yang kini sudah berada di halaman depan rumah tengah menata segala perkakas yang dibutuhkan untuk 'pesta tahun baru' mereka.
Beginilah cara mereka merayakan pergantian tahun. Alih-alih pergi ke tengah kota untuk menikmati kembang api disana, mereka lebih senang berkumpul dirumah sekeluarga lalu menggelar pesta barbekyu sendiri.
Belum lagi dipastikan jalanan yang macetnya bukan main, yang membuat Seokmin ogah berjam-jam duduk di bangku setir. Yang ada, bukannya pesta, malah membuang waktu untuk perjalanan.
"Papa, mau kakak bantuin nggak??" tawar Yoobin.
Seokmin yang tengah menata panggangannya menoleh, "Kakak bantu mama aja, bawain dagingnya kesini ya..."
"Siap bos!" Yoobin kembali masuk ke dalam rumah.
"MAMAAAA KAKAK BANTUIN YAA!!"
"KAKAK BERISIIIK!"
Mendengar si kembar saling berteriak di dalam rumah, Seokmin tertawa.
"Papa!"
Sedetik Seokmin menahan napasnya. Melihat Yoora entah sejak kapan sudah berdiri dibalik pemangangg didepannya.
"Kenapa? Adek mau bantu-bantu juga?" tebak Seokmin tapi Yoora justru menggelengkan kepalanya.
"Enggak ah males," Seokmin tertawa mendengar jawaban putrinya.
"Papa liat deh!" Mau tak mau Seokmin kembali meninggalkan pekerjaannya ketika Yoora mencari perhatiannya dengan menunjukkan boneka ditangannya.
"Tadi adek buat ini dong!!" seru Yoora sambil mengayunkan boneka dihadapan ayahnya.