24. a gift

3.3K 465 112
                                    

——

"Loh anak-anak mana?" tanya Yuna.

Yuna ingat kalau satu jam yang lalu ia menyuruh Seokmin untuk menjemput anak-anaknya, tapi kenapa Seokmin malah tetap sendiri saat sampai rumah.

"Seok! Anak-anak kamu tinggal? Kamu lupa bawa pulang? Apa kamu lupa anak kita yang mana??" melihat Seokmin terdiam, Yuna malah berspekulasi sendiri. Yah, siapa tau Seokmin mengacau lagi seperti biasanya.

"Enggak Yuna, ya ampun..." Seokmin tertawa, "Anak-anak dirumah orang tua ku."

Sebelah alis Yuna terangkat, "Kok?"

"Mereka mau nginep disana katanya..."

Yuna menatap penuh selidik pada Seokmin yang kini memosisikan dirinya di sofa lalu menyalakan tv sebelum dirinya ikut duduk disana, "Mereka mau nginep atau kamu yang maksa mereka buat nginep disana?"

Gerakan ibu jari Seokmin pada remot tv terhenti. Matanya melirik Yuna disebelahnya kemudian ia tersenyum lebar hingga matanya menyipit, "Hehe..."

Yuna balas menatap datar. Wanita itu baru ingin bangkit ketika Seokmin memeluk sebelah lengannya untuk menahannya, "Geli, Seok ih..."

Tarikan Seokmin pada Yuna membuat wanita itu kembali terduduk disebelahnya. Makin menjadi Seokmin menempel pada istrinya. Yuna tersenyum maklum. Hari ini ulang tahun Seokmin dan seperti biasa, sifat manjanya bertambah dua kali lipat.

Kalau Seokmin sudah seperti ini biasanya ada maksud tersembunyi dibaliknya.

"Pasti ada maunya..."

"Hehe hadiah dong..."

"Udah tua ngapain minta hadiah-hadiah..."

Seokmin merajuk. Lagi.

Yuna tertawa geli, "Tapi aku udah siapin hadiah, sih..." gumamnya, namun dengan jarak sedekat ini, tentu saja Seokmin mendengarnya.

Seokmin sampai menegakkan tubuhnya mendengar penuturan Yuna, "Mana??" tagihnya dengan dua tangan terjulur kehadapan sang istri.

"Ada di kamar!"

Selang beberapa detik Seokmin bungkam, akhirnya ia mengerti. Seokmin mengerling pada Yuna didepannya, "Istri aku nakal..." ujarnya sambil menjawil hidung Yuna.

"Kok? Apaan sih, Seok..."

Seokmin menyengir lebar. Keputusan yang bagus menitipkan si kembar pada Dino hari ini. Siapa sangka Yuna juga berpikir hal yang sama dengannya?

Tidak ingin membuang waktu, Seokmin menarik Yuna ke kamar mereka setelah mematikan televisinya. Sementara itu, Yuna menurut dibelakangnya. Ia terkekeh melihat sebegitu senangnya Seokmin. Padahal hadiah darinya tidak seberapa.

"Kamu duduk dulu!" perintah Yuna, mendorong Seokmin hingga ia terduduk di sisi ranjang.

"Buka bajunya!" Yuna memberi perintah lagi. Membuat Seokmin sedikit kebingungan. Tidak pernah Yuna berbasa-basi seperti ini. Biasanya langsung ke inti.

Hehe...

Seokmin mengangkat sebelah alisnya, "Bukain dong..." katanya dengan suara parau bermaksud menggoda Yuna.

Tapi, melihat Seokmin bermanja begitu, Yuna malah mendengus lalu memutar bola matanya. Ia menghampiri Seokmin lalu membuka kaos oblong yang dikenakan suaminya. Setelah terlepas, Yuna malah terkunci pada lengan Seokmin pada pinggangnya.

"Seok, awas..."

"Kan udah dibuka bajunya."

"Ya, aku siapin hadiahnya dulu!"

fami-leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang