35. whining

2.4K 381 72
                                    

——

"Pelan-pelan..."

"Ah! Pelan-pelan, Seok!"

Demi Tuhan. Seokmin bahkan sama sekali tidak mengeluarkan tenaganya. Harus sepelan apa lagi?

Melihat Yuna terus-terusan memohon ditambah tangannya kini menjadi korban remasan tangan istrinya, Seokmin akhirnya melakukan apa yang Yuna pinta—melambatkan pergerakannya.

"Ihh nggak kerasa..."

"Kamu maunya apa sih, Yuna..."

Detik berikutnya Yuna merengek sembari mengguncang tubuh suaminya, "Sakit, Seok~"

"Yaudah iya. Aduh, salah mulu aku nya..."

Tangan Seokmin kembali bergerak. Memijat pelan pergelangan kaki Yuna yang sedikit membiru karena terjatuh dari tangga. Ia bahkan belum berpindah dari tempatnya terjatuh saking sakitnya.

"Lagian ngapain sih turun tangga pake lari?" sewot Seokmin.

Yuna merungut, "Aku mau—MAU MATIIN KOMPOR!"

Dengan cepat Seokmin menahan gerakan heboh Yuna, "Udah aku matiin," ujar Seokmin.

plak!

"DUH, sakit, apaan sih?!" Setelah melakukan hal yang benar, Seokmin malah mendapat tamparan pada lengannya.

"Bilang dong kalo udah dimatiin! Aku kan ngga perlu buru-buru turun sampe jatoh kayak gini!"

"Ya kamu nggak nanya..."

Yuna sukses mengerutkan dahinya bingung sebelum kembali merintih ketika Seokmin menekan sekitar luka lebam dikakinya. Dan wanita itu merengek lagi.

Rengekan Yuna sering kali membuat Seokmin jengah. Untuk saat ini ia tidak suka mendengarnya, namun di keadaan yang lain, Seokmin bisa sangat menyukainya.

Ketika Yuna merengek meminta jatah lebih misalnya.

Meminta jatah lebih untuk makan malam yang dibuat Seokmin maksudnya. Seokmin senang jika masakannya disukai oleh Yuna.

Duh, ngga jago ngeles saya.

"Buat apa punya mata kaki kalo jalan masih suka jatoh," Seokmin berkomentar asal. Membuatnya mendapat toyoran dari Yuna dikepalanya.

Tapi serius deh, ini bukan pertama kalinya Yuna terjatuh dari tangga. Seingat Seokmin, yang paling terakhir baru terjadi tiga hari lalu. Dengan bar-barnya Yuna meloncati dua anak tangga tanpa permisi, sukses membuatnya mendarat tak sempurna dilantai.

Biasanya Yuna sudah kebal terjatuh seperti itu. Ia hanya mengeluh sedikit—atau malah mengomeli tangganya—lalu kembali berjalan tanpa ada yang terluka. Mungkin kali ini adalah sialnya Yuna terjatuh hingga terkilir.

Setelah berkutat pada Yuna yang sedari tadi betah terduduk didepan tangga, pada akhirnya Seokmin membawa Yuna ke ruang tengah. Pelan-pelan menggendongnya dengan gaya bridal untuk ditempatkan duduk di atas sofa.

"Aku belum selesai masak..." ucap Yuna.

"Biar aku yang lanjutin."

Yuna menarik sudut bibirnya, mengulum senyum, "Mantap!" katanya sambil mengacungkan ibu jarinya.

Sementara Seokmin sibuk memasak di dapur, Yuna ikut sibuk diruang tengah. Sibuk menonton tv, sibuk membalas pesan teman-temannya hingga sibuk fangirling sambil scrolling timeline twitter.

fami-leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang