36. want it

4.1K 355 119
                                    

🔞🔞🔞

tanggung jawab yg suka req kayak gini😠 aku jadi terdoktrin buat nulis kan😠 /ngeeeng ngeles wkakak/

yang masih kecil, yang ngga suka konten 'kayak gini' jangan baca ya, gapapa kok, anggep aja part ini ngga pernah ada, okkk



——

Seharusnya Yuna sudah terlelap sekarang. Tapi bukan main memang pesona Seokmin itu.

Seokmin sampai dirumah pukul sebelas malam. Ia terlihat sangat lelah, tapi entah kenapa ia juga meminta istrinya untuk melakukan itu. Yuna sempat menolak karena sudah mengantuk dan Seokmin tidak pernah mau memaksa.

Tapi Seokmin tetaplah Seokmin.

Yuna nyaris menggapai bunga tidurnya ketika sesuatu mengusiknya. Yuna pikir Seokmin yang memeluknya dari belakang sudah tertidur, tapi ia sukses terkejut ketika tangan Seokmin tanpa permisi menelusup masuk ke celana tidurnya.

Awalnya Yuna tidak menghiraukannya. Yuna salah saat berpikir jika Seokmin diabaikan, ia akan berhenti sendiri. Namun pada kenyataannya jari-jari Seokmin justru semakin liar disana. Membuat kini, malah Yuna yang merengek karena memaksa ingin berhubungan.

Disinilah mereka. Bergelung diatas ranjang besar dibawah selimut putih. Tubuh polos keduanya saling bergesekan, kulitnya saling bertukar peluhnya.

Tak henti-hentinya Seokmin menciumi wajah istrinya yang pasrah dibawahnya. Sesekali Yuna melenguh mengikuti permainan Seokmin. Sesekali tersenyum kecil melihat wajah suaminya yang terlihat berbeda dari biasanya.

Dengan rambut hitamnya yang menjuntai tak beraturan. Dengan keringat membasahi wajahnya yang membuat garis hidung itu semakin terlihat tajam sukses menambah kesan seksi pada wajah Seokmin. Belum lagi dengan cara bagaimana Seokmin memperlakukan Yuna dengan sangat hati-hati. Ah, Yuna sangat mencintai Seokmin.

Disisi lain Seokmin tidak mau kalah. Disaat seperti ini juga dijadikannya kesempatan untuknya mengangumi istrinya. Cara Yuna menahan napasnya setiap ia bergerak, cara Yuna memohon meminta lebih, bahkan cara Yuna meremas keras lengannya sampai mencakar punggungnya. Seokmin tidak peduli kalau ia harus merasakan perih saat mandi esok hari. Itu seperti bayarannya jika ingin melihat Yuna dalam keadaan yang disukainya.

Jarum jam menunjuk pukul dua dini hari. Ranjang itu masih berdecit dan rasanya suara erangan keduanya masih belum ingin berhenti.

"Tadi Yoora nangis..." ujar Yuna di sela kegiatan keduanya. Seokmin yang asik bermain di lekukan leher istrinya hanya bergumam pelan meresponnya.

"Kaget dia pas bangun tidur siang rumah tiba-tiba kosong..." Yuna bercerita lagi. Seokmin dan Yuna memang tidak pernah berhenti bicara. Bahkan disaat intim seperti ini.

"Emang pada kemana?"

"Yoobin main dilapangan, aku ngumpul dirumah Chaeyeon," kata Yuna dengan nafas terputus-putus, "Chaeyeon hamil lagi tau..." lanjutnya.

Kepala Seokmin mendongak, "Oh ya? Jaehyun nggak cerita."

"Jaehyun emang belum tau,"

"Hm."

"Oh iya, Seok—"

"Bisa nggak ngobrolnya nanti aja."

Yuna menggeleng, "Enggak," ucapnya mantap lalu ia terkekeh sebelum kembali lanjut bicara, "Kamu inget nggak, temen sekolah kita yang namanya Hyunjae?"

"Yang sering diisengin Mingyu?"

Yuna tertawa mengiyakan. Meski berteman dekat, Mingyu yang saat itu menjadi murid paling tinggi dikelas memang selalu mengusik Hyunjae si bocah pemalu bertubuh kecil.

"Kemarin Chaeyeon Jaehyun ketemu Hyunjae, terus mereka foto bareng kan. Aku dikasih liat fotonya," Yuna terus bercerita sementara Seokmin sudah kembali sibuk menelusuri leher jenjang istrinya.

"Terus?"

"Terus aku pangling, dia berubah banget. Hyunjae ganteng banget, Seok hahaha—AH! Seokmin!!"

Seokmin kembali mengangkat kepalanya, "Bisa-bisanya kamu muji laki-laki lain waktu lagi hubungan badan sama suami hm...?"

Yuna tertawa lagi. Senang sekali melihat Seokmin kesal seperti sekarang. Tangannya bergerak mengalungi leher suaminya, membawa wajah Seokmin mendekat hingga keduanya kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti karena obrolan Yuna.

Dari pipi, hidung, dagu sampai kelopak mata milik Yuna sudah habis diciumi Seokmin. Belum lagi titik-titik tertentu yang sulit terjamah. Rasanya tidak ada satu inci pun dari tubuh Yuna yang terlewat olehnya. Yuna benar-benar milik Seokmin.

Seokmin meraup bibir kecil Yuna disaat ia merasakan pelepasannya. Membuat suara teriakan Yuna tertahan tertelan Seokmin.

Sudah puas menghabiskan waktu untuk bergelung satu sama lain, kini keduanya terlihat mengatur napasnya perlahan. Tubuh mereka tertutup selimut putih yang sempat menjadi keganasan dari keduanya.

Dengan lengan Seokmin yang menjadi bantalannya, Yuna menatap langit-langit kamar, sementara Seokmin yang berada disisinya masih saja mengecupi wajah Yuna dari samping.

"Kapan kita terakhir kali kayak gini ya?" tanya Seokmin disela kecupannya.

Yuna tersenyum tipis sembari sedikit bergerak menyamankan dirinya dipelukan sang suami, "Nggak tau. Udah lama."

"Pantesan aku kangen banget..." kata Seokmin sembari lebih masuk ke dalam ceruk leher Yuna. Membuat Yuna kegelian setelahnya.

"Setiap mau berduaan selalu digangguin si kembar..." ujar Seokmin menambahkan.

"Iya, anaknya siapa sih itu."

"Nggak tau," Seokmin bergerak meregangkan sebelah tangannya yang terbebas lalu ia menggeliat pelan sebelum merengkuh sempurna tubuh Yuna.

Yuna bisa saja kembali jadi korban serbuan kecupan Seokmin kalau ia tidak menolaknya. Seokmin merungut pelan ketika Yuna memerintahkannya untuk tidur mengingat Seokmin harus berangkat pagi. Dasar! Apa yang tadi itu belum cukup?

Kemudian tersisa suara detik jam dinding yang menggema di dalam kamar. Yuna masih betah menatap lurus langit kamar ketika dengkuran halus milik Seokmin mulai terdengar.

"Seok..."

"..."

"Kalo aku program lagi buat punya anak gimana ya."

Seketika orang yang Yuna kira sudah tertidur disebelahnya bergerak. Seokmin bahkan sedikit mengangkat kepalanya dari bantal. Segitu terkejutnya, ya?

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Seokmin memicingkan matanya.

Yuna tertawa nyaring, "Tadi Chaeyeon cerita, setelah kasih tau Chaeryeong kalo bakal punya adek, dia seneng banget. Aku jadi penasaran reaksi si kembar bakal kayak gimana. Udah gitu belakangan ini aku kan sering jagain bayinya Umji, jadi kangen aja punya baby hehe..." jelasnya panjang lebar.

"Kayaknya aku bisa tidur di kantor setiap hari."

"Hah? Seok, ngapain?!" Yuna berjengit ketika Seokmin bangkit, kembali mengapit tubuhnya dari atas.

"Katanya mau punya baby lagi?? Aku kuat begadang. Lagian malam masih panjang, Yuna."

"Tapi besok kamu masuk pagi—IH SEOKMIN! AKU NGGA JADI MINTA BAYI DEH!"

🌙

/ngelap keringet/

saya pamit👋

fami-leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang