——
"Ssshh dingin!"
Yoobin merapatkan tubuh kecilnya pada Yoora disebelahnya. Keduanya tengah menonton acara tv favorit sambil berbagi selimut bermotif bintang. Si kembar terlihat tenggelam dalam selimut besarnya. Hanya tersisa kepala mereka yang menyembul disana.
Sejak pagi hujan turun tanpa henti. Bukannya mereda, hujan malah semakin deras. Si kembar sampai tidak bergerak dari tempatnya. Mereka terus bergelung dibawah selimut sambil meminum susu coklat hangat yang dibuatkan oleh ibunya.
"Papa pulang..."
Kedua kepala kecil itu menoleh bersamaan. Kemudian terkejut ketika mendapati ayah mereka berada di ambang pintu dengan keadaan basah kuyup.
"Yaampun!" Yuna yang baru keluar dari dapur berjengit melihat Seokmin kebasahan. Ia melesat pergi ke belakang lalu kembali menghampiri suaminya dengan handuk kering ditangannya.
Yuna tertawa pelan melihat tubuh Seokmin yang menggigil hebat, "kamu kan naik mobil ya, kok bisa keujanan?"
"Mobilnya mogok di depan perumahan, terus aku tinggal aja..." ujar Seokmin. Pantas saja Yuna tidak dengar suara mesin mobil saat Seokmin datang.
Yuna mengulum senyum, "yaudah sana mandi..."
"Dingin Yuna~~" rengek Seokmin sambil mengeratkan handuk pemberian Yuna yang kini mengalung di lehernya.
"Mandi gak?!" sungut Yuna.
"Gak."
Mata Yuna memicing menatap Seokmin, "mandiin?" ujarnya setengah berbisik.
"Hayuk~"
"Tapi boong," dan Seokmin merenggut sambil masih menahan dingin.
"Udah sana ah. Jadi becek nih..." Yuna menatap sebal Seokmin setelah sadar ketika lantai jadi basah karenanya.
Diperintah begitu, Seokmin bukannya pergi malah sengaja kembali membasahi lantai dengan menghentakkan kakinya beberapa kali. Sedetik setelahnya, ia mengambil langkah seribu untuk pergi ke kamar mandi.
Yuna baru saja ingin meneriakkinya namun ia malah dibuat nyaris kaget ketika melihat Seokmin yang hampir terpeleset di depan kamar mandi.
"Sukurin!" Yuna malah mencibirnya dari kejauhan.
"Khawatir kek. Kalo aku jatoh terus gegar otak gimana?"
"Yakan kamu gak jatoh."
Sementara itu Yoobin dan Yoora—ditambah Coco yang kini ikut bergabung menghangatkan diri dipelukan Yoora—hanya menatap kedua orang tua mereka heran karena sikapnya.
Hujan masih turun. Malah kini ditambah dengan kilatan petir yang terus menyambar. Yoobin dan Yoora—serta Yuna—masih di ruang tv dengan keadaan tv yang sudah dimatikan. Kalau sudah hujan petir begini, Yuna memang melarang anak-anaknya untuk menyalakan tv.
Si kembar tengah asik bermain jenga untuk menghabiskan waktu malam mereka ketika ayah mereka datang dengan handuk menempel di rambutnya.
Seokmin memposisikan diri untuk duduk disebelah Yuna diatas sofa sementara Yoobin dan Yoora asik main di atas karpet. Seokmin menyerahkan handuknya pada Yuna kemudian membelakangi istrinya. Yuna langsung bergerak mengeringkan rambut suaminya.
"Mama adek mau susu lagiii..."
"Kakak juga!"
Yuna meraih dua gelas yang disodorkan padanya kemudian beranjak ke dapur untuk memenuhi keinginan anaknya. Tepat didepan dapur ia berbalik, "Kamu mau aku buatin apa? Teh? Kopi?" tawar Yuna pada Seokmin yang kini mengeringkan rambutnya sendiri.