——
"Mama nggak ikut makan?" tanya Yoobin melihat ibunya tidak langsung duduk di kursi meja makan setelah menyiapkan makanan. Yuna menggeleng pelan sambil tersenyum.
"Lagi?" sahut Seokmin. Pasalnya kursi meja makan yang biasa ditempati Yuna itu selalu kosong belakangan ini. Yuna membiarkan Seokmin dan kedua anaknya makan bertiga tanpa dirinya.
Tiga pasang mata itu mendadak menatap Yuna. Entah tatapan bingung atau khawatir karena ia tidak ikut makan? Entahlah. Yuna terkekeh pelan, "Mama sarapannya nanti," ujarnya sebelum akhirnya berlalu pergi dari ruang makan begitu saja.
Seusai sarapan, Seokmin melakukan rutinitas pagi di hari libur. Menemani kedua anaknya menonton tv seharian.
Disisi lain Yuna tengah menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri. Bukan apa-apa, tapi entah kenapa Yuna menolak ketika Seokmin menawarkan diri untuk membantunya. Seokmin hanya bisa memperhatikan Yuna yang sibuk membersihkan rumahnya hingga masuk jam makan siang.
Lagi. Meja makan itu kembali mendapati satu kursi kosong disebelah Seokmin. Membuat Seokmin memiliki banyak dugaan pada apa yang terjadi pada Yuna.
Sakit? Tidak mungkin Yuna dapat menyelesaikan pekerjaan rumahnya jika sedang sakit, lagipula ia terlihat sangat sehat.
Apa Yuna kehilangan nafsu makannya karena tengah hamil?
Seokmin tertawa lalu menyingkirkan apa yang baru saja dipikirkannya. Matanya kemudian menatap Yuna yang tengah meminum airnya. Melihat Yuna kembali melewatkan makannya, Seokmin memutar otak.
Sore ini Seokmin terpaksa pergi ke kantor di hari libur untuk mengurus sesuatu. Kembali dari kantor, Seokmin mampir untuk membeli bebek panggang. Makanan favorit Yuna yang tidak mungkin bisa ditolak olehnya. Dengan sekotak daging bebek panggang ditangannya, Seokmin langsung diserbu oleh si kembar ketika masuk rumah.
Nyatanya usaha Seokmin agar kursi meja makan terisi penuh saat makan malam itu sia-sia. Setelah menyiapkan meja makan, bukannya ikut makan malam, Yuna malah melesat pergi ke kamarnya begitu saja. Meninggalkan Seokmin, Yoobin dan Yoora yang menatapnya bingung.
Yoora mendorong piringnya, "Adek gak mau makan kalo Mama gaikut makan lagi," ucapnya dengan bibirnya yang mengerucut.
"Mungkin Mama masih kenyang."
Yoobin mengaduk piringnya asal, "Mama cuma makan makanan ijo tuh pah—"
"Itu salad sayur kak."
"Iya itu. Itu pun gak habis, masih ada sisanya tuh di kulkas..."
Seokmin menatap kedua anaknya bergantian. Yoobin memainkan isi piringnya sementara Yoora menjatuhkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangannya sebagai tumpuan.
"Yaudah papa panggilin dulu mamanya ya..."
Saat sampai kamar, Seokmin mendapati Yuna tengah bercermin dengan gaun hitam selutut membalut tubuhnya. Tangannya dengan susah payah meraih ritsleting belakang gaunnya.
"Seok, bantuin naikin resletingnya..."
"Mau kemana sih?"
"Nggak kemana-mana, mau nyobain baju aja."
Seokmin menganggukkan kepalanya mengerti. Tangannya meraih ritsleting gaun istrinya. Bukannya melakukan apa yang Yuna minta, ia malah melakukan hal sebaliknya.
Yuna memekik ketika Seokmin justru menurunkan ritsleting gaunnya hingga menampakkan punggung putihnya. Tangannya bergerak menyikut perut suaminya lalu menatap tajam pada Seokmin yang tersenyum lebar lewat pantulan cermin.