Sudah seminggu Shasa berpacaran dengan Iqbaal, sejak jadian dengan Iqbaal kini kesekolah Shasa selalu bareng Iqbaal, Selama seminggu Iqbaal tidak pernah absen menjemput Shasa.
Meskipun tidak dengan mobil lamborghininya Shasa tetap bahagia. Hanya dengan Iqbaal Shasa tidak banyak menuntut, tidak meminta barang-barang mewah meskipun kekayaan Iqbaal jauh di atas mantan-mantannya yang rata-rata semuanya cowok-cowok tajir.Hubungannya dengan Adi sudah berakhir menurutnya, Shasa sudah memutuskan hubungan dengan Adi dengan alasan Adi selingkuh, memutuskannya seakan-akan Shasa adalah orang yang paling tersakiti. Meskipun Adi sudah memohon maaf Shasa tetap tidak menghiraukannya, alih-alih dia mengatakan bahwa dirinya sudah sangat tersakiti. Walaupun Adi belum setuju dengan keputusan Shasa mengakhiri hubungannya, masih menganggap Shasa adalah pacarnya, Tapi Shasa tidak mau ambil pusing soal itu, yang penting sudah dia katakan putus. sudah selesai. Bahkan jika Adi meminta kembali barang-barang yang didapatkan Shasa, dengan senang hati Shasa akan mengembalikannya. Shasa pikir sudah ada Iqbaal yang siap membelikan barang yang lebih mewah dari yang dibelikan Adi.
Tapi malah selama pacaran dengan Iqbaal, Shasa tidak pernah meminta barang-barang mewah, Dibelikan siomay di kantin sekolah dan makan berdua sudah lebih dari cukup, sudah lebih membahagiakan dari kalung berlian dan tas branded.
"Ini bagus nggak Sha?." Tanya Iqbaal sembari menunjukkan jam tangan hitam sisebuah mall besar di jakarta.
Hari minggu Shasa dan Iqbaal habiskan untuk berjalan-jalan berdua di sebuah mall besar di Jakarta.
"Apapun yang dipakai kamu pasti bagus, sekalipun beli dipasar kalo kamu yang makek akan terlihat mewah." Jawab Shasa.
Kini panggilan mereka sudah berubah menjadi aku kamu, meskipun tidak panggil sayang-sayangan.
"Eh baal liat deh, itu bagus." Ucap Shasa sembari menunjukkan jam tangan couple berwarna hitam. "Pasti bagus kalo kita makek itu." lanjut Shasa.
"Kamu suka?" Tanya Iqbaal. Shasa langsung mengangguk kuat.
"Yaa udah beli itu aja." Ucap Iqbaal, kemudian mengelus puncak kepala Shasa sembari mengacak sedikit rambut hitam pacarnya.
Dengan senyum mengembang Shasa mengambil jam tangan couple tersebut dan membawanya ke kasir.
Sesampainya di kasir, Shasa kebingungan ketika Iqbaal sama sekali tidak bergerak untuk membayar jam tangan yang hendak dibelinya, Iqbaal tetap fokus memainkan ponselnya tanpa sedikitpun melihat Shasa yang kebingungan.Shasa mengambil menghela nafas beratnya sembari mengelus dadanya, menyabarkan hati. kemudian mengambil kartu kredit di tasnya, dan membayarnya sendiri.
"Ayok." Ajak Shasa setelah membayar jam tangannya.
"Sudah?." Tanya Iqbaal dengan tampang wajah tak berdosa.
"Udah kok." Jawab Shasa sembari tersenyum, sama sekali tidak ada kemarahan di matanya. Meskipun awalnya bingung dan kecewa, Tapi akhirnya Shasa merasa senang bisa membeli jam tangan couple dengan Iqbaal.
"Mau langsung pulang?." Tanya Iqbaal ketika mereka sudah berjalan beriringan menjauhi kasir.
Sedetik kemudian Shasa menghentikan langkahnya dan menghadap Iqbaal yang juga ikutan berhenti.
"Langsung pakek ini yaa." Bukannya menjawab Iqbaal, Shasa malah meminta Iqbaal memakai jam tangan couple yang dibelinya.
Shasa meraih tangan kiri Iqbaal, Membuka jam tangan yang dipakai Iqbaal, kemudian menggantinya dengan jam tangan couple tersebut.
"Ini boleh buka?." Tanya Shasa hendak membuka gelang hitam yang melingkar di pergelangan tangan Iqbaal.
"Eh.. jangan, nggak usah." Cegah Iqbaal. kemudian menarik tangannya yang sudah dipakaikan jam tangan baru oleh Shasa. Iqbaal memang tidak pernah membuka gelang hitam ditangannya, gelang yang dibelinya bersama dengan kekasihnya yang saat ini sedang sekolah di luar negeri, meskipun kecil, barang itu termasuk barang yang enggan untuk dilepasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Digger Fall In Love
Fiksi RemajaTentang seorang gadis SMA yang mempunyai sifat matrek dan berubah sejak pacaran dengan anak baru di sekolahnya. Tentang rasa sakitnya mendapatkan cinta tidak tulus. Ikuti ceritanya gaes...!!!