22. Cinta Pertama.

3K 184 13
                                    

Shasa berusaha berfikir positif seperti yang disarankan mamanya. Dia yakin bahwa Iqbaal mungkin sedang mengantar bundanya ke klinik kecantikan. Atau mengantar kakak perempuannya yang Shasa ketahui dari Iqbaal sendiri kalau dia mempunyai kakak perempuan.

“Ma Shasa nggak mau melakukan Laser wajah, Shasa cukup cek kulit aja.” Ucap Shasa.

“Kenapa, biar kulitnya makin kencang Sha.”

“Nggak usah ma, kulit Shasa udah kencang.”

“Yaa udah deh terserah kamu. Tungguin mama yaa.”

Shasa menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai dia melakukan cek kulit, dan bisa bernafas lega ketika dokternya bilang kulitnya sehat-sehat saja. Dia langsung duduk di tempat duduk yang tersedia di ruangan dokter sambil menunggu mamanya melakukan Laser wajah.

Shasa mengambil ponselnya berniat mengirimi Iqbaal pesan, barangkali ditengah bosannya menunggu dia bisa mengajak kekasihnya itu bertemu, mumpung lagi berada di tempat yang sama meskipun mungkin berada di ruangan yang berbeda.

Baal ada dimana?-Shasa

Lagi di rumah Aldy, main game-Iqbaal

Shasa sontak mengernyitkan dahinya heran. Bukannya mobil Lamborghininya terparkir rapi di parkiran klinik. Kalaupun sudah pulang, terlalu cepat Iqbaal sampai di rumah Aldy.

Sebelum membalas pesan dari Iqbaal, Shasa beranjak dari duduknya, membuka gorden jendela dan melihat ke arah parkiran yang dapat dilihatnya dengan jelas dari balik jendela ruangan dokter kecantikan langganan mamanya.

Shasa masih melihat mobil Lamborghini itu terparkir rapi.

“Apa Cuma mobilnya yaa yang disini?. Mungkin mobilnya dibawa bunda atau kakaknya.” Batin Shasa tetap berusaha berfikir positif.

Tiba-tiba dia melihat Iqbaal merangkul pinggang seorang gadis yang dia kira adalah sepupu dari kekasihnya.

“Dirumah Aldy?.” Gumam Shasa “Kenapa harus bohong?.” Gumamnya lagi.

Shasa diam sejenak memperhatikan Iqbaal dan gadis itu berjalan pelan menuju parkiran sambil tertawa ria. Hatinya mulai panas, dia cemburu, kesepuluh jarinya mengepal kuat, meskipun Iqbaal hanya bilang sepupu, tapi kali ini dia tidak peduli. Cemburu pada sepupu kekasihnya wajar, apalagi semanis dan semesra itu, sodara sepupu masih diperbolehkan pacaran dan menikah, jadi wajar Shasa curiga Iqbaal dekat dengan sepupunya lebih dari hubungan saudara.
Kalaupun benar hanya hubungan saudara. Kenapa harus bohong.?’. kali ini hatinya benar-benar panas.

“Ma, Shasa keluar bentar yaa.” Pamit Shasa, kemudian langsung berjalan keluar tanpa menunggu persetujuan mamanya.

Dia berencana akan menghampiri Iqbaal dan gadis yang dibilang sepupunya itu.

Tapi sayang, sesampainya di depan klinik, moobil Lamborghini itu sudah berjalan keluar meninggalkan halaman klinik Medisa.
Shasa mendengus kesal karna tidak berhasil mengejar Iqbaal.
Tiba-tiba ponselnya berdering tanda panggilan masuk, Rani.

“Halo ran.” Sapanya sedikit membentak.

“PMS lo? Nadanya gitu amat.”

“Sorry, sorry gue lagi kesel.”

“Mendingan lo ikut gue shopping, sekarang gue udah sama Angel nih.” Ajak Rani.

“Tapi gue lagi di luar.”

“Lo ada dimana.?”

“Di klinik Medisa, nemenin mama.”

“Ya gapapa biar gue jemput kesana."

Gold Digger Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang