Jam telah menujukkan jam enam pagi. Jam weker milik Shasa sudah berdering memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengarnya, terutama Shasa. Namun sifat malas bangun Shasa ternyata belum sembuh, meskipun sudah tiap pagi Shasa kenak sembur mamanya.
Dengan malasnya Shasa mematikan jam wekernya dan kembali tertidur menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam selimut pink miliknya.Setengah jam kemudian Mama Ida (Mamanya Shasa) mengetuk pintu kamar Shasa sambil setengah teriak membangunkan anak gadis itu.
"Bangun Sha, sudah setengah tujuh"
Mendengar teriakan itu, Shasa segera terbangun dengan malas dan berjalan menuju pintu kamarnya, kemudian membukanya."He'eh ma, iya ma, udah bangun kok" ucapnya sembari matanya terbuka setengah terpejam.
"Buruan mandi" suruh mama Ida.
"Iya ma, iya" jawabnya.
Setelah mama Ida pergi dari kamarnya, Shasa segera mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah.
Selesai siap-siap ia segera menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orang tuanya."Duh adik gadis abang kesiangan mulu, untung bukan abang guru BPnya" Ucap bang Jevin ketika Shasa sudah duduk di kursi meja makan untuk sarapan.
Jevin adalah satu-satunya saudara laki-laki yang Shasa miliki. Abangnya sekarang sudah duduk di bangku kuliah."Kalo bang Jevin guru BPnya, Shasa bakalan nangis-nangis minta pindah sekolah" celetuk Shasa sembari mengoleskan selai ke rotinya. Abangnya hanya terkekeh geli mendengar penuturan Shasa.
"Mau berangkat bareng papa?" tanya Papanya kemudian.
Shasa tidak langsung menjawab, masih terdiam seperti orang sedang kebingungan berlagak mikir, hingga akhirnya ia mengangguk mengiyakan.
"Boleh deh pa" ucapnya.
Setelah sarapan, Shasa kemudian berangkat bersama papanya. Namun sebelum itu ia tidak lupa mencium tangan dan pipi mamanya.
😌😌😌
15 menit kemudian Shasa sudah sampai di depan gerbang sekolahnya. Terlihat gerbang sudah ditutup, menandakan bel masuk sudah selesai berbunyi, dan Shasa telat.
Tapi sedikitpun tidak ada kekhawatiran di wajahnya."Pa nanti Shasa pulang bareng angel yaa" Ucap Sasa setelah turun dari mobil yang mengantarnya ke sekolah SMA Nusa Bangsa itu.
"Kamu bisa masuk?" tanya papanya sembari melihat ke arah anaknya melalui kaca mobil yang terbuka.
"Bisa pa, bisa. Tenang aja."
"Lain kali jangan telat lagi"
"Siiaaappp pa. hati-hati pa" ucapnya. Meskipun papanya belum melajukan mobilnya kembali, Shasa sengaja mengucapkan kalimat 'Hati-hati'. kalimat itu akan membuat papanya langsung pergi, karna Shasa sudah bosan tiap pagi mendengar omelan dengan nada menasehati dari papanya karna telat. Sementara Shasa hampir tiap hari telat ke sekolah. Itu artinya Shasa lebih sering di omeli dari pada tidaknya, yaa meskipun omelannya halus, tetap saja membuat Shasa yang mendengarnya bosan san san san !!.
"Papa belum jalan" ucap papanya agak senewen.
"Duh pa, Shasa buru-buru nih, Shasa duluan yaa pa, daaadaaahh" Ucap Shasa kemudian berlari menuju pos satpam dekat pintu gerbang sekolahnya.
Sementara papanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang lumayan nakal, kemudian melajukan kembali mobilnya.
Shasa masih terus merayu satpamnya yang tidak mengijinkannya masuk, dengan posisi Shasa diluar gerbang, dan satpam sekolahnya di dalam.
"Aduh neng kamu sudah keseringan, nanti bapak yang kenak marah kepsek karna mengijinkan kamu masuk. Kemaren bapak sudah dapat peringatan"
"Aduh pak, please, hari ini terakhir saya memohon sama bapak" Rengek Shasa sembari mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya memohon untuk masuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/151316242-288-k595259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gold Digger Fall In Love
Ficção AdolescenteTentang seorang gadis SMA yang mempunyai sifat matrek dan berubah sejak pacaran dengan anak baru di sekolahnya. Tentang rasa sakitnya mendapatkan cinta tidak tulus. Ikuti ceritanya gaes...!!!