13. Hujan-hujanan

3.3K 200 15
                                    

Hari ini, hari pertama turun hujan di Jakarta setelah berbulan-bulan hujan tidak mengguyur kota Jakarta.
Bel istirahat berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas, ada yang langsung menuju kantin sekolah, mengobrol sambil tertawa, dan ada juga beberapa yang sengaja menengadahkan tanganya pada hujan yang turun dari atap sekolah.

Hujannya cukup lebat disertai angin yang membuat Shasa dan kedua temannya semakin semangat lari-larian sambil bergurau, katanya biar berkeringat.

"Lo tungguin gue dong Sha." Teriak Rani.

"Duilah lo cepetan dong, lari sama jalan nggak ada bedanya."

"Lantainya licin nih, gue takut." Beritahu Rani.

"Makanya makek sepatu yang kayak gue." Ucap Shasa sambil mengangkat kakinya memperlihatkan sepatu putihnya.

Rani hanya mendengus kesal sambil terus berlari-lari kecil penuh kehati-hatian. pasalnya dia memang menggunakan sepatu sneakers berhak tinggi sehingga larinya tidak bisa secepat Shasa dan Angel yang hanya menggunakan Sneakers biasa.

"Mau kemana?." Tanya Iqbaal sembari tangannya meraih perut Shasa dan merangkulnya menahan Shasa agar menghentikan langkahnya.

"Mau ke kantin." Jawab Shasa gugup ketika mata Iqbaal menatapnya.

"Hati-hati, nanti kamu jatuh."

"Lagi gak hamil." Celetuk Angel.

"Tahan banting." Timpal Rani.

Shasa langsung menoleh ke belakang dan menatap tajam kedua temannya, Rani dan Angel hanya terkekeh geli.

"Sha, gue sama Rani kekantin duluan yaa, enggak enak ah ada yang lagi pelukan." Ejek Angel sambil tertawa kecil dan langsung berlalu meninggalkan mereka berdua.

Shasa langsung melangkah mundur begitu menyadari posisinya dengan Iqbaal memang hampir sama dengan orang berpelukan.

"Duh yang lagi pacaran." teriak Vino yang lagi melintas di dekat mereka.

"Uuh dingin butuh yang anget-anget." Timpal Angga.

Shasa sontak mengangkat tangannya menunjukkan kepalan tangannya yang imut-imut, yang mungkin tidak akan mendatangkan rasa sakit pada orang yang dihantamnya.

Angga dan Vino tertawa, tidak terkecuali Iqbaal yang juga tertawa tapi berusaha disembunyikannya.

"Aku juga punya ini nih." Angga juga menunjukkan kepalan tangannya. Shasa jadi ngeri sendiri.

Angga dan Vino lagi lagi tertawa sambil lalu melangkah pergi meninggalkan Shasa dan Iqbaal berduaan.

"Nanti malam aku mau ngajak kamu jalan."

"Kan bukan malam minggu."

"Emang jalan harus malam minggu?."

"Yaa enggak sih."

"Aku jemput jam tujuh." Ucap Iqbaal kemudian hendak pergi, namun Shasa dengan cepat menahannya.

"Aku lapar." Rengek Shasa.

"Mau ke kantin?."

Shasa mengangguk kuat.

"Aku antar apa aku gendong?." Tanya Iqbaal sambil tersenyum geli.

"Gendong lah." Jawab Shasa.
Sebenarnya dia hanya becanda, tapi diluar dugaan, Iqbaal benar-benar menggendongnya menuju kantin membuat Shasa hampir saja teriak saat tubuhnya di angkat.

Ditengah perjalanan, Shasa meminta turun begitu melihat beberapa siswa bermain hujan ditengah lapangan, Iqbaalpun menurunkannya.

Disana juga ada kedua temannya sedang melompat-lompat kegirangan.

Gold Digger Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang