9. Second Day

1.5K 113 6
                                    

"Ck" Embun berdecak saat melihat jam yang melingkari pergelangan tangan nya.

Sudah pukul 06.55 tapi Athalla tidak juga datang. Padahal dia berjanji untuk menjemput Embun. Embun bahkan sudah membuat bekal dan meminta Langit berngkat lebih dulu.

"Ini orang emang ngeselin" gumam nya.

Embun memang gadis troublemaker yang berlangganan terlambat. Tapi tidak mungkin kan Embun mengajak anak baru seperti Athalla untuk telat. Ah bukan Embun yang mengajak. Tapi si Athalla itu mulai nakal seperti abang nya Petir.

Suara klakson membuat Embun berdiri dan mendengus. Berjalan mendekati sang pemilik motor. Athalla hari ini membawa motor. Entah karna apa. Tapi Athalla sedang ingin.

"Kelamaan! Telat nih" sentak Embun.

Athalla menahan senyum. Melihat wajah kesal Embun di pagi hari akan menjadi hobi nya. "Sengaja sih"

"Hah?"

"Ck! Cepet naik! Katanya gamau telat" sentak Athalla.

"Kok jadi galakkan elu?"

"Berisik" Athalla menarik lengan Embun agar bisa bertumpu untuk dapat duduk di atas jok motor sport hijau Athalla.

Embun duduk dibelakang Athalla "Kalo lu bilang mau bawa motor, gue bakal bawa jeans buat ganti, gue ganti dulu deh"

Athalla tidak mendengarkan Embun dan segera melajukan motor nya. Membuat Embun tersentak dan dengan tangkas memeluk pinggang Athalla.

"Modus lo!" Embun menepuk bahu Athalla.

Athalla hanya terkekeh. Bukan karna sindiran Embun, tapi karna dia menyindir tapi masih memeluk pinggang Athalla. Ini sangat aneh. Namun mereka sama-sama senang.

Selama perjalanan mereka hanya diam. Tidak ada percakapan. Hanya suara angin yang dapat mereka berdua dengar.

"Loh ini bukan arah sekolah kan?" ucap Embun sedikit berteriak agar dapat di dengar oleh Athalla. Karna Athalla sedang memakai helm.

"Bukan" jawab Athalla cukup kencang dan santai. Embun hanya memutar bola mata malas. Pasti mau diajak bolos. Begitu pikir nya.

****

Mereka sampai di sebuah gedung tua. Gedung tua yang pernah terbakar itu mengingatkan Embun pada sesuatu. Tapi kepala Embun langsung diserang sakit saat mencoba mengingat tentang gedung ini.

Athalla memperhatikan gerak-gerik Embun. Semua nya akan dimulai. Semoga saja Embun dengan perlahan akan mengingat segala nya. Tentang segala nya yang pernah terjadi diantara mereka.

"Tempat apa sih?" Embun menoleh Tiba-tiba dan membuat Athalla terkesiap bingung. Karna kepergok sedang memperhatikan nya.

"Ikut gue" ajak Athalla menarik lengan Embun menuju rooftop dilantai atas.

Embun menurut saja. Karna fokus ingatan Embun selalu saja terganggu semenjak sampai ditempat ini. Mencoba mengingat tapi sulit. Jadi Embun tidak ingin banyak bertanya untuk saat ini.

Saat sampai di rooftop pun Embun hanya berdiri. Bingung menatap segala nya "Benar benar ga asing" gumam Embun yang dapat di dengar oleh Athalla dan membuat Athalla tersenyum tipis.

"Sini duduk" Athalla menepuk tempat kosong disebelah nya.

"Lo mau nakal kaya Petir hah?! Pake bolos segala!" serang Embun lalu bersandar pada sandaran sofa yang di duduki nya.

"Sekali-kali nakal"

"Ck! Ntar lo ketagihan"

"Ngga papa, asalkan nakal nya sama lo"

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang