25. Darah

1K 91 1
                                    

"Kepergiannya mengakhiri segalanya."

- Moza Anjani -

Happy Reading😊

Pukul 19:45, di perjalanan menuju Markas Thunder.


Embun dan teman-temannya sedang menuju Markas Thunder, sebenarnya jarak antara rumahnya dan Markas Thunder tidak terlalu jauh, tapi entah mengapa semesta seperti menghalanginya untuk menghentikkan apapun yang akan terjadi di sana, jalanan yang biasa mereka lalui mengalami kemacetan karena ada sebuah mobil yang menabrak pengemudi ojol, hingga pengemudi tersebut terpental sekian kilo meter.

"Yaelah Ath, lewat jalan ngga ada?" gerutu Embun tidak sabar, dia berkali-kali melihat jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

"Kayaknya ada," jawab Athalla sembari memundurkan mobilnya, untung lah saat ini di belakang mobilnya sedang tidak ada pengendara lain, jadi dia tidak perlu kesulitan untuk memundurkan mobilnya agar bisa melewati sebuah gang yang hanya bisa dilalui oleh satu mobil dan satu motor itu.

"Ini-"

"Ini lewat bagian belakang, setidaknya kita harus sampe lebih dulu ke sana, teman-teman lo belakangan juga ngga masalah. Gitu kan maksud lo?" tanya Athalla sambil tetap fokus mengendarai mobilnya.

Embun mengangguk mengiyakan, "Perasaan gue ngga karuan, Ath,"

"Tenang, gue yakin Langit ataupun Petir ngga akan senekat itu buat saling membunuh,"

Embun menghembuskan nafasnya dengan sedikit berat, "Entahlah, semoga ngga terjadi apa-apa."

Tak lama dari situ, ponsel yang di genggam Embun bergetar kuat tanda ada panggilan yang masuk.

"Kenapa Moza nelfon ke nomor Langit?"

"Mungkin ponsel lo ngga bisa dihubungin, dia nyariin lo kali," Jawab Athalla yang diangguki Embun, dengan segera Embun mengangkat panggilan tersebut.

"Lo dimana? Mobilnya Athalla kok ngga kelihatan, sih?"

"Lewat jalan pintas,"

"Ponsel lo kenapa? Kok ngga bisa dihubungin?"

"Entahlah,"

"Yaudah, take care. Kabarin gue kalau ada apa-apa."

"Iya, Za." jawab Embun lalu segera mematikan sambungannya.

Dengan segera Embun mengeluarkan ponsel berlogo apel miliknya dari dalam saku jaketnya, dan ternyata ponselnya mati karena kehabisan daya.

"Pantesan aja, gue lupa belum charger hp dari siang." gumam Embun tapi masih dapat didengar oleh Athalla.

Saat ini Embun hanya berdua dengan Athalla di mobilnya, sedangkan Moza dan juga Vega memutuskan untuk ikut dengan mobil Charlie, dan teman-teman mereka yang lain menggunakan motor.

Athalla menghentikkan mobilnya tepat di sebelah tempat motor Langit terparkir, dengan cepat Embun membuka pintu mobil dan menatap motor Langit juga sebuah mobil di sebelahnya.

Embun beralih menatap Athalla yang baru saja keluar dari mobil miliknya, "Mobil Vickram?"

Dar… der… dor…

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang