41. Pergi Untuk Kembali

1K 86 0
                                    

Aku bukannya tidak mau kembali, hanya saja sesuatu yang sudah rusak lalu diperbaiki, nilainya tidak akan sama lagi.

Happy Reading 😊

"Pah, kita pindah sekolah, ya?" Surya tersedak minumannya saat mendengar permintaan aneh yang Embun ucapkan.

"Maksudnya gimana, sih?"

"Ya, kita pindah sekolah. Atau pindah rumah sekalian, gitu?"

Surya menarik tangan Embun lembut dan membawa Embun untuk duduk di sampingnya. "Ada masalah apa lagi? Coba ceritain sama Papa?" tanya Surya membuat Embun mendesah gusar.

"Biasa, Pah. Kelakuan manusia keras kepala, masa berani-beraninya dia nantangin Pak Martin." adu Langit mulut yang terisi penuh oleh kue pisang khas Jepang yang baru saja  diberikan oleh kolega bisnis Surya.

"Dih-"

"Nantangin gimana?"

"Katanya, kalau Langit resmi dinyatakan ngga bersalah, Pak Martin harus mengundurkan diri dari jabatannya,"

"Terus? Udah mengundurkan diri?"

"Yeh, Papa! Emangnya Embun beneran tega ngebiarin Pak Martin resign apa?" keluh Embun membuat Surya terkekeh geli.

"Pindah ya, Pah?" rengek Embun membuat Surya berpura-pura kalau dia sedang berpikir keras.

"Papa!"

"Mas, ya ampun." tegur Raina sambil membawa cookies buatannya dan duduk di sebelah Langit.

Langit memang sudah memaafkan Raina sejak dirinya banyak diberikan nasihat oleh Vega. Perlahan namun pasti, Langit mulai membantu Surya untuk memperbaiki keluarganya.

Langit juga percaya, kalau Raina tidak akan melakukan kesalahan fatal yang sama lagi.

"Sebenernya, Papa memang mau ajak kalian untuk tinggal di Milan,"

"Astaga, Pah!" seru Langit membuat Embun melemparkan wajanya dengan bantal yang ada di sofa.

"Kaget, bego!"

"Biasa aja!" sungut Langit lalu kembali menatap Surya, "Jauh amat si pindahnya?"

"Ya tawarannya emang gitu. Perusahaan papa di sana emang membutuhkan perhatian khusus. Awalnya si cuma Papa aja yang mau ke sana, tapi kebetulan kalian minta pindah, kan? So, ya sekalian aja." jelas Surya membuat Langit dan Embun sama-sama sibuk berpikir.

"Kalian setuju?" tanya Raina, membuat Langit dan Embun saling membagi tatap.

"Yaudah." ucap Embun akhirnya, membuat Surya dan juga Raina tersenyum bahagia.

"Besok, kita ikut kalian ya untuk urus surat kepindahan?"

"Biasa, mau ayang-ayangan dulu sama Vega."

"Jomblo sirik aja!"

"Barang mahal emang laku terakhir, apa lo?"

"Laku terakhir karena mahal, atau laku terakhir karena ketutupan yang lebih bagus?" Embun sudah bersiap dengan remot televisi di tangannya, tapi Langit segera berlari kencang menuju kamarnya.

"Sialan!" umpat Embun sambil berjalan menuju kamar, meninggalkan kedua orangtuanya yang hanya terkekeh dengan kelakuan mereka.

****

Surya benar-benar mengurusi surat kepindahan Langit dan Embun pagi ini. Ditemani Raina, Surya datang ke SMA Pelita Harapan untuk bertemu dengan kepala sekolah.

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang