6. Penjelasan

1.8K 123 1
                                        

Langit dan Embun sudah sampai dirumah.

Embun menarik ujung seragam Langit dan membuat Langit mengernyit.

"Ck! Apaan sih? Katanya mau dengerin penjelasan Mama"

"Nanti dulu! Gu.. Gue belum siap sama kenyataan nya"

Pletak

Langit menjitak ubun-ubun Embun, membuat Embun mendelik dan meringis.

"Be a positive thinking my sista"

"Ya gimana yaa-"

"Ah kelamaan! Ayo masuk!"

"Assalamualaikum" ucap mereka bersamaan.

"Waalaikumssalam. Sini nak, Mama sudah siapkan makan siang"

Mereka mengangguk.

Mereka melihat sekeliling mencari keberadaan sang Papa.

"Papa lg ke kantor, bentar lg pulang katanya"

Pernyataan Raina membuat Embun dan juga Langit tersedak secara bersamaan.

"Kembar banget sampe kesedak aja barengan" kekeh Raina "Nih minum dulu" memberikan gelas minuman kepada Embun dan Langit.

Embun dan Langit sama-sama mengkode untuk bertanya lebih dahulu.

"Tanya aja" lalu suara mobil masuk pekarangan membuat Raina beranjak "Bentar yah, itu pasti Papa" dan mereka hanya mengangguk kaku.

"Sejak kapan mereka segitu harmonis?" celetuk Embun

"Harmonis salah ga harmonis teriak-teriak dirumah" sindir Langit yang mendapatkan delikan tajam dari Embun.

"Assalamualaikum" sapa Surya ramah membuat mereka tersenyum kikuk.

"Makan dulu, nanti baru Papa jelasin yah" ucap Surya lagi membuat Embun dan juga Langit patuh seketika.

*****

Sekarang mereka sedang berkumpul diruang keluarga.

Embun membaca majalah, Langit bermain games.

Raina dan Surya sedang sibuk menyusun kata-kata.

"Ekhm" Surya berdeham membuat Embun dan Langit segera mengalihkan fokus mereka.

"Papa mau jelasin ke kalian-"

"To the point please!" potong Embun ketus.

"Ok ok" serah Raina menurut.

"Papa dan Mama setuju untuk ngga ninggalin kalian lagi" penjelasan setengah itu membuat Embun tersenyum miring.

"Mama ngga akan kerja lagi, mama akan disini. Nemenin kalian belajar, mendengar cerita kalian tentang kekasih kalian" jelas Raina membuat The Twins membelalakan mata terkejut.

"Mam... Mama serius?" tanya Langit masih shock.

Raina mengangguk "Tapi Papa tetap akan kerja, ke luar negeri dan lain sebagai nya. Tapi kami usahakan untuk bagi waktu bareng The Twins kesayangan kami" senyum Raina meluruhkan es didalam hati Embun.

Awalnya Embun tidak percaya. Tapi sekarang Embun bahagia.

"Maafin Papa belum bisa kasih waktu sepenuhnya buat kalian, tapi Papa usahakan Papa akan mengawasi langsung kegiatan kalian" lanjut Surya.

"Ekhm" dehaman Langit mengalihkan tatapan semua menjadi tertuju kepadanya "Soal Tante Magda?" cicit Langit membuat Embun kembali ingat masa-masa awal dimana masalah ini ada.

"Tenang saja" ucap Surya seraya mengelus rambut Embun "Papa udah ga pernah ketemu lagi sama Tante Magda, apalagi setiap kerja Papa pasti ditemenin sama pawang nya langsung kan" kekeh Surya membuat Raina memukulnya.

"Enak aja! Aku kerja juga, kebetulan aja ketemu" kesal Raina.

Embun dan Langit tersenyum. Bahagia melihat keluarga nya mulai kembali seperti semula.

Reaksi yang diberikan Raina pun natural, tidak dibuat-buat seperti saat mereka berakting seperti sepasang suami istri yang harmonis didepan semua orang.

"Jadi kalian bener udah baikkan?" lanjut Embun.

"Iya Sayang" ucap Surya "Tapi maaf besok Papa harus ke Belanda" cicit Surya takut kedua anak nya akan kecewa.

"Ngga kenapa kok Pa" ucap Embun lalu memeluk Surya.

Ini yang Surya rindukan. Pelukan sang anak yang selama 10 tajun tidak lagi dia rasakan.

Dia tidak menyesal mengambil keputusan seperti ini. Karna apa yang dia dapat kan lebih dari yang dia korbankan.

"Tapi, ini terakhir Papa ke luar negeri kok" ucap Raina sambil mengelus rambut Langit yang sedang terbaring di pangkuan nya.

"Maksud Mama?" tanya Langit sambil menatap wanita yang melahirkan nya dari bawah.

"Papa akan di Jakarta terus, Papa kesana cuma untuk penyerahan surat kalau Papa akan menetap di Indonesia dan ngga akan ngurusin perusahaan Papa yang ada di Eropa" jelas Surya membuat kedua anaknya terkejut.

"Papa jayus kali nih" seru Embun meledek. Membuat Surya menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Ya.. Maksudnya Papa kan perusahaan nya ga cuma di Eropa, di Asia juga ada-"

"Untuk Asia, tetap Papa dan Mama yang akan megang, jadi ya mungkin beberapa kali kalian tetap kami tinggal ngga papa kan?" tanya Raina memotong ucapan Embun.

"Ya ngga masalah Ma"

"Setahun tuh Papa dan Mama cuma akan pergi selama ya 5 kali aja kok" lanjut Raina diiringi anggukan Surya.

"Jadi kalian bener bisnis bareng?" tanya Langit.

"Bisnis keluarga Mas Lang" kekeh Raina.

"Ih Mama jangan panggil Langit pake embel-embel Mas" seru Langit manja.

"Najis lo!" ucap Embun sarkas membuat mereka terkekeh dan Langit mendelik.

*****

Setelah selesai makan malam semua berkumpul diruang keluarga.

Surya melihat anak laki-laki nya mengendap-endap menuju pintu keluar.

Surya berdeham membuat Langit berhenti dan berdiri tegak. Dan juga membuat ibu dan anak yang sedang menonton sinetron teralihkan fokus nya.

Embun hanya terkekeh dan Langit mendelik tajam kearah Embun.

"Mau kemana kamu?" tiba-tiba Surya bersuara dingin.

"Main Pah, tap.. tapi nanti jam 11 malem udah pulang kok pasti" jawab Langit lalu tersenyum kikuk.

"Jam 11 ya, ga lebih" lanjut Surya membuat Langit sumringah dan Embun mendengus.

"Kenapa diizinin sih Pah? Ngelunjak nanti" seru Embun dan Surya hanya terkekeh melihat anak nya.

"Iri aje lo" lanjut Langit lalu menyalami kedua tangan orang tua nya.

"Bye Embun sayang" ledek Langit lalu mencubit kedua pipi Embun.

"Sakit astoge" teriak Embun.

"Biar chubby, karna lo terkalu kurus"

"Gue kunciin lo di bagasi"

Dan Langit hanya tertawa.

"Em ada Moza nih" teriak Langit setelah sampai pintu depan.

"Suruh langsung ke kamar aja, gue udah otw kamar" balas Embun dengan berteriak pula.

"Jangan teriak-teriak, udah kaya di hutan aja" tegur Raina dan Embun hanya meringis.

Moza datang dengan tas nya. Moza diminta menginap hari ini oleh Embun karena Embun ingin bercerita banyak hal kepada Moza.

"Permisi om, tante" ucap Moza lalu menyalimi tangan Surya dan Raina.

Moza segera berlari kecil kearah kamar Embun yang terbuka diatas.

*****

Bekasi, 24 Mei 2018

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang