45. Selesai

1.7K 102 31
                                    

Happy Reading 😊

Athalla segera turun dari mobil dan berlari untuk mencari Embun di taman kota. Taman yang sejak tadi memang ingin dia kunjungi tapi harus dia urungkan karena dia melihat Langit di cafe itu.

"Embun!" teriaknya, memancing tatapan bertanya dari pengunjung lain.

"Embun Angkasa!" teriaknya sekali lagi sambil mengusap airmatanya.

Anggap saja ia pria lemah. Anggap saja ia pria aneh yang menangis di taman yang cukup ramai ini. Tapi yang ia tahu adalah, ia hanya ingin memeluk gadisnya. Gadisnya yang selama empat tahun terakhir benar-benar membuatnya khawatir.

"Emb-"

"Tha," panggil Sarah, membuat Athalla memandangnya tidak suka, tapi Sarah tidak gencar meski diberi pandangan seperti itu, karena baginya, surga adalah saat dia bisa ada di samping Athalla dalam kondisi apapun.

"Itu." ucap Sarah lagi, sambil menunjuk seorang gadis yang tengah berdiri di pinggir sebuah sungai kecil buatan, gadis itu memakai sebuah dress berwarna abu-abu, dan rambut yang dibuat menjadi keriting gantung.

"Itu… Embun, kan?" tanya Sarah, membuat Athalla menggeleng sambil menghapus airmatanya. Athalla berusaha menetralkan degup jantungnya, menghapus sisa airmata di wajahnya, berusaha untuk menjadi pria kuat di hadapan gadisnya.

Gadisnya yang sudah benar-benar berubah. Tidak lagi memakai celana robek-robek, jaket kulit, sepatu converse atau booth lusuh, dan rambut hitam pekat yang dikuncir kuda dengan rapih. Sekarang gadis itu benar-benar mirip seperti bidadari, dengan dress selututnya, flatshoes cantiknya, dan rambutnya yang sudah diwarnai dengan agak kecoklatan dan diberi sedikit volume.

Athalla bersiap akan menghampirinya, tapi Sarah menahannya.

"Apa lagi, sih?"

"Jangan dibuat kaget dengan memperkenalkan diri lo sebagai teman kecilnya." ucap Sarah, membuat Athalla kembali diam.

"Gue… terlalu menggebu, ya?"

Sarah menggeleng, "Itu reaksi yang wajar. Tapi coba liat bagaimana kondisi Embun, dia udah beda, yang dia ingat dia adalah gadis kecil feminim, bukan gadis berumur dua puluh tahunan yang terbiasa tampil nyentrik."

Athalla mengangguk, lalu menggandeng tangan Sarah, membawanya menghampiri Embun.

"Halo, boleh ikut gabung?" sapa Sarah, sambil melepaskan tautan jarinya dengan Athalla.

Embun menoleh dengan senyum khasnya, membuat jantung Athalla hampir saja jatuh keluar. Gadisnya bertambah cantik, dengan make up tipis di wajahnya, dengan aksesoris anting yang sangat simple dan pas untuk dirinya.

"Oh, boleh kok."

Sarah mengangguk, lalu duduk di bangku taman yang menghadap ke arah sungai kecil buatan di taman itu. Mereka duduk berjauhan, menyisakan satu ruang kosong di tengahnya, untuk seorang gadis cantik yang sedang sibuk memainkan kamera polaroidnya di depan sana.

Sarah berdeham sebelum akhirnya bertanya, "Kamu… sering ke sini?"

Embun menurunkan kameranya dan menatap Sarah, "Kalian pacaran, tapi kok jauh-jauhan?"

Sarah tampak terkejut, "Oh bukan, dia teman kuliah aku."

Embun mengangguk, lalu mengarahkan kameranya ke arah mereka dan mengambil gambar mereka. "Kalian sangat cocok."

Sarah menoleh menatap Athalla yang sudah mengepalkan tangannya, Sarah menggeleng heran lalu kembali menatap Embun. "Duduk di sini aja."

Embun terlihat terkejut, tapi Sarah segera bangkit berdiri dan mengajaknya duduk di antara dirinya dan Athalla.

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang