40. Kesempatan Kedua

1K 88 0
                                    

🎵Tangga - Kesempatan Kedua🎵

Happy Reading 😊

Langit dan Embun sudah berada di sekolah. Entah mengapa, menurut mereka, kali ini sekolah terlihat sangat horror dan menyeramkan.

"Pagi, Langit." sapa seorang siswi, membuat Langit menatapnya heran. Sambil mendorong kursi roda yang digunakan Vega, Langit berusaha sedikit tersenyum meski sulit.

"Bocah pada ngapa, yak?" tanya Jaylani, yang ternyata sama herannya dengan The Twins.

"Jangan dipikirin, mungkin mereka seneng aja pas tau Langit ngga bersalah." ucap Acha yang diangguki semuanya.

Satu yang belum dijelaskan, kalau sejak penangkapan kepada Vickram tempo hari, setelahnya Charlie dan Acha resmi menjadi sepasang kekasih. Acha berusaha membuka hatinya, untuk pria yang benar-benar menyayanginya, dan Charlie bersedia membantunya.

Semakin berjalan ke dalam halaman sekolah, mereka semakin menemui keanehan. Banyak siswa dan siswi yang memberikan mereka beragam jenis bunga. Mulai dari mawar, lily, anggrek, tulip, dan yang paling unik adalah saat Pak Martin dan juga Bu Dilah memberikan mereka -- Langit dan Embun -- bunga baby's breath.

"Pak, tapi-"

"Ayo, diterima." Langit dan Embun bertatapan terlebih dahulu sebelum benar-benar menerima bunga yang diberikan Pak Martin dan Bu Dilah itu.

"Ayo, mari." ucap Bu Dilah ramah, membuat tidak hanya Langit dan Embun yang mengernyit bingung, tapi juga semua yang ada di sana.

Mereka berjalan pelan di belakang Pak Martin dan Bu Dilah yang berjalan dengan tegak dan tenang. Embun memilih untuk tetap memegang sendiri baby's breath yang diberikan Pak Martin kepadanya, Embun sangat suka dengan bunga itu.

Mereka berhenti di lapangan outdor yang sudah disulap sedemikian rupa hingga menjadi sebuah tempat penyambutan orang-orang penting.

"Nih, apaan?" bisik Langit, membuat Embun mengendikkan bahunya, karena ia memang sama bingungnya dengan Langit.

Beberapa murid mulai mengucapkan selamat datang kembali kepada Langit, dan menarik Langit untuk berbaur di antara mereka. Meninggalkan Embun, Vega dan teman-temannya yang lain.

"Acara apa, sih?" tanya Embun ketus, sedikit jengkel karena hanya Langit yang disambut.

Bayu mengacak puncak kepala Embun lalu merangkulnya, "Santai, jangan cembokur gitu." ucapnya membuat Embun mendelik dan melepaskan rangkulannya dengan kasar.

"Dih, kagak!" ketus Embun membuat semuanya terkekeh geli.

"Langit, Embun. Saya selaku Kepala Sekolah di SMA Pelita Harapan, ingin meminta kesediaan kalian untuk memaafkan saya, karena saya sudah tidak percaya dengan kalian. Sesuai dengan perjanjian yang sudah kita sepakati, apabila Langit dinyatakan tidak bersalah, maka saya harus bersedia mengundurkan diri dari jabatan ini. Jadi saya tidak akan ingkar janji, ini adalah hari terakhir saya di sini. Acara ini dibuat untuk menyambur Langit, pun untuk melepaskan saya." jelas Pak Martin, membuat Langit mengernyit bingung sambil menatap Embun.

Embun hanya meringis, merasa bersalah. Saat itu, dia hanya sedang tersulut emosi, tapi mengapa Pak Martin memasukkannya ke dalam hati dan jadi mengundurkan diri?

Embun maju, untuk mendekati Pak Martin yang memang terlihat tidak rela melepaskan jabatan yang sudah dipegangnya selama empat tahun terakhir. Tidak tega juga, kalau harus memutuskan tali rezeki seseorang.

"Bapak ngga perlu mengundurkan diri dari jabatan ini kok," ucap Embun tiba-tiba, membuat semua yang ada di sana diam-diam menghembuskan nafas lega.

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang