"Kamu harusnya tahu, bahwa tak semua masa lalu perlu kamu tahu. Karena kamu adalah masa depan ku, dan kita tidak perlu membahas masa lalu."
- Vega Agatha -
Happy Reading😊
Vega berusaha berlari dengan cepat menuju kelas Langit berada saat bel pulang sekolah di bunyikan. Tanpa perduli teriakkan khawatir milik Moza, dan reaksi bingung milik Embun, Vega terus berlari agar bisa bertemu Langit dan menjelaskan segalanya.
Vega sampai di depan kelas sebelas ipa lima yang untung saja belum selesai jam pelajaran Mister Poltak, jadi Vega memilih menunggu di kursi koridor yang tersedia di depan kelas Langit.
Saat akhirnya Mister Poltak keluar dari kelas tersebut, Vega segera berdiri dan memberikan salam penghormatan yang hanya di jawab anggukan biasa oleh Mister Poltak. Vega tidak perduli hal itu, karena saat teman-teman Langit keluar dari kelas dengan segera Vega menghalangi jalan mereka.
"Bay, Langit mana?" tanya Vega sambil menatap isi kelas yang sudah hampir kosong karena tidak menemukan Langit di antara gerombolan teman-temannya.
"Lah ane kira dia ke kelas antum, Ve?" tanya Jaylani dengan raut bingung diiringi anggukan teman-temannya yang lain.
"Ke kelas ku?" tanya Vega yang tak kalah bingungnya dengan laki-laki di hadapannya.
"Emang dia ngga nyamperin lo?" tanya Charlie, angkat suara.
Vega menggeleng lesu, "Ngga, seharian ini aku belum lihat dia,"
"Belum lihat dia? Lah tadi bukannya Langit ke UKS buat ketemu lo yang katanya lagi sakit?" tanya Bayu lagi membuat semuanya semakin bingung.
Tak lama dari situ Embun dan juga Moza sampai di hadapan mereka semua dengan wajah lelahnya.
"Lah, nape ente bedua?" tanya Jaylani, membuat Moza mengulurkan tangannya meminta agar mereka berhenti bertanya.
"Iya tadi kata Moza juga Langit ada di depan UKS, tapi dia ngga nemuin aku," jelas Vega, membuat Embun dan juga Moza mengubah raut wajah lelahnya.
"Jadi tadi Langit ngga masuk ke UKS?" tanya Moza memastikan, yang di angguki oleh Vega dengan lesu.
"Apa Langit cemburu ya gara-gara ada Petir di UKS tadi?" tanya Moza lagi, membuat semuanya membelalakan mata terkejut.
"Petir di UKS sama lo, Ve?" tanya Embun beruntun dan di angguki oleh Vega.
"Ngapain?" kali ini yang bertanya ada Daffa dan Raffa –si kembar.
"Mmm… anu… cuma ambil obat merah untuk Vickram," jawab Vega gugup.
"Ngga mungkin! Pasti ada hal lain!" selak Embun membuat semuanya mengangguk.
"Kalau gitu, nanti malam aku ke rumah kamu ya, Em?" Embun memicing mendengar permintaan Vega.
"Aku mau jelasin segalanya nanti malam ke Langit, kalau kalian mau tahu ya kalian boleh datang juga kok." ucap Vega lagi, disetujui teman-temannya.
"Yaudah ayo pulang. Charlie, kita nebeng ya?" tanya Moza dengan alis yang di naik turunkan membuat Charlie menghembus nafas lelah namun tetap mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins [COMPLETED]
Teen FictionAmazed Cover by @widya_may "Buat gue, Embun adalah langit, tempat gue meminta dan selalu diberikan, tempat gue mencari kehangatan dan selalu berakhir dengan kenyamanan. Embun adalah sebagian dari hati gue. Yang nyakitin dia sama dengan nyakitin gue...