42. The Bell

1K 78 22
                                        

Happy Reading 😊

Keluarga Angkasa sedang menunggu keterlambatan atas keberangkatan mereka menuju Milan. Semesta seperti tidak mengizinkan mereka pergi.

Embun sedang duduk diam di sebuah kursi yang menghadap papan panel informasi keberangkatan, dia merasa kalau ada sesuatu yang berat yang tidak bisa dia jelaskan di sini.

Seperti perasaan, dilarang untuk pergi.

"Em, laper ngga?" tanya Raina, membuat Embun beralih menatap wajah mamanya yang jauh lebih bersinar dari biasanya, baru kemudian dia menggeleng.

"Embun!" seru seseorang, membuat Embun dengan cepat bangkit berdiri dan menghadapnya.

"Atha?"

Athalla maju beberapa langkah, untuk mendekati Embun. Di belakangnya, ada Vega yang masih duduk di kursi roda yang didorong oleh Moza.

"H-hay." sapanya, membuat Embun tersenyum kikuk.

"Kenapa?" tanya Embun sambil berjalan menghampiri Athalla yang terlihat sedang membawa sebuah kotak kecil di tangan kirinya.

"I will be miss u." Embun tersenyum mendengarnya, melihat kegugupan pria di hadapannya benar-benar menghibur dirinya sendiri.

"So?"

Athalla berdecak nyaring, sebelum akhirnya menyerahkan kotak kecil tersebut kepada Embun yang sudah siap menerimanya.

"Awas aja kalau isinya kalung lagi,"

"Juragan kalung, Em!" seru Moza membuat Athalla semakin kikuk.

"Bau-bau mau jadian, hm!" tambah Langit membuat Embun tidak tahan untuk tidak tertawa saat melihat wajah merah Athalla.

"Ini apa?"

"Save it." Embun diam, membiarkan Athalla melanjutkan kalimatnya yang bahkan hingga suara panggilan pihak bandara terdengar pun, Athalla masih setia diam sambil menatapi wajah Embun.

"Lo cuma mau ngomong 'save it', gitu?" Athalla menggaruk tengkuknya.

"Ayo, Em."

"Lima menit, Tante." pinta Athalla cepat, membuat Raina mengangguk maklum.

Raina dan Surya memilih masuk ke dalam pesawat lebih dulu. Meninggalkan Langit yang masih setia memberikan banyak kecupan di wajah Vega, dan meninggalkan Embun yang masih setia menunggu Athalla mengucapkan kalimatnya yang selanjutnya.

"Just save it."

"Apa, sih?"

"Itu, lonceng. Gue beli waktu gue ke Jepang. Kata penjualnya, ini keberuntungan, dan kalau lo kenapa-napa di sana, gue akan merasakannya."

"Do u believe it?"

Athalla mengendik ragu, "But I never believed you could be healthy and happy,"

"Why?"

"Only with me, you will be happy. Right?" Embun menghamburkan dirinya untuk memeluk Athalla erat. Membuat Athalla tersenyum dan ikut membalas memeluknya dengan tak kalah erat.

"Gue pikir, lo mau nyatain cinta dengan cara romantis." bisik Embun, membuat Athalla semakin mengeratkan pelukannya.

"Karena, sampai nanti kamu kembali, apa yang akan aku bilang, apa yang aku rasakan, akan selalu sama. All in my life, it's just about you."

The Twins [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang