Hallo readers..
Ini cerita pertama saya.
Please votenya..
Biar tambah semangat nulisnyaSorry kalau typonya banyak ya..
Selamat membaca 😘.
PAGI ini, semua siswa beserta guru mengikuti upacara bendera.
Yah, hari ini hari senin.
Hari yang sangat membosankan bagi setiap siswa SMA Garuda.
Dengan cuaca yang sangat tidak mendukung bagi siswa tentunya.
Panas yang rasanya membakar kulit.Diluar gerbang sekolah, banyak murid berdiri.Terlambat.
Bukan hal yang baru lagi di sekolah ini.
Hampir setiap pagi, banyak murid terlambat. Termasuk 1 orang yang berdiri tidak jauh dari gerbang.
Selesai upacara, semua yang bermasalah, seperti terlambat, atribut yang tidak lengkap disuruh baris ditengah lapangan depan tiang bendera.
Pak Rian selaku guru BP, berdiri didepan siswa dengan sangarnya.
"Dava Adenara, kamu terlambat lagi? "
Ucap pak Rian lelah.
Ia sudah malas melihat siswanya yang terlambat ini.
Selalu terlambat. Davapun sudah siap dengan kekuatan telinga yang ekstra untuk mendengar omelan-omelan Pak guru yang killer ini.setelah puas dengan omelan Pak Rian, Dava dihukum membersihkan semua toilet, sampai pelajaran jam pertama selesai.
Sudah biasa bagi Dava, karena ke Sekolah tepat waktu itu mustahil baginya.
Seperti biasa, toilet pertama yang harus dia bersihkan adalah, toilet cewek.
Ia berjalan cukup cepat, hingga tidak menghabiskan waktu yang lama.
Ketika sampai didepan toilet Dava mendengar suara yang aneh.
Dimana suara itu merupakan teriakan seseorang seperti sedang marah.
Ketika masuk kedalam wc, Dava melihat adegan yang memuakkan. Dimana orang-orang itu sedang membully temannya.
Saking sibuknya dengan membully, mereka tidak sadar bahwa Dava berada disana memperhatikan aksi mereka.
"lo gak bisa jawab juga? "
Ucap gadis itu sambil mengangkat tangannya hendak menampar gadis itu.
"somb_"aksinya terhenti.
Dava menahan tangannya yang hendak menampar gadis didepannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Novela JuvenilBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara