TOK TOK TOK TOK TOK.
Pintu dibuka, dan menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"selamat sore tante" sapa Dava sopan sambil menyalami mama dari gadis yang ia beri nama Rain.
"nak Dava baru dari sekolah?"
Tanya jeaneth, melihat Dava yang masih lengakap dengan seragam sekolahnya.
"ia tante. Rainnya ada? "
Tanya Dava to the point.
Jeaneth yang mendengar Pertanyaan Dava tertawa pelan.
"ada. Ayo masuk dulu. Duduk ya, tante mau panggil dia didalam" ucap jeaneth berlalu.
Dava mengangguk sambil mendudukkan dirinya di sofa putih diruangan itu."eh. Hai" sapa Dava ketika orang yang ia tunggu muncul.
Rain tersenyum padanya, lalu memberikan teh hangat, serta kue.
"masih lemes? "
Tanya Dava setelah meminum suduhan teh dari Rain.
Rain menggeleng.
"Kita berangkat sekarang atau?" tanya Dava pelan.
Sambil memakan kue yang ada di stoples.
Kalau boleh jujur, Dava sedang sangat lelah. Karena hari ini ia dihukum habis-habisan karena bolos 3 mata pelajaran.
Rain mendorong gelas yang berisi teh dan stoples yang berisi kue pada Dava, mengisyaratkan bahwa Dava makan dulu.
"oke." jawab Dava seolah mengerti maksud Rain.••••
Dava dan Rain jalan beriringan dengan Dava didepannya.
Setelah menemukan makam yang bertuliskan nama seseorang, Dava duduk disisi kubur itu lalu menaruh bunga mawar merah yang ia bawa.
" selamat sore De, sorry gw datang terus.
Tapi gw datangnya karena ada teman gw yang minta. Namanya yang pasti sih gw gak tau. Ya gw namain dia Rain. Soalnya dia suka hujan. "
Ucap Dava seperti sedang bercerita dengan orang.
Dibelakangnya, Rain menunduk.
Setetes air matanya jatuh.
"Rain. Ke... "
Ucapan Dava terhenti ketika melihat gadis itu menangis.
Dava bangkit dari tempat ia duduk lalu menghampiri Gadis itu.
"ada apa Re? "
Tanya Dava lembut.
Rain menggeleng pelan, lalu menaruh bunga tulip yang ia bawa tadi.
"adik gw suka mawar Re, bukan tulip"
Ucap Dava pelan.
Rain mengangguk, lalu duduk disisi makam milik Dea. Menunduk, dan berdoa.
Dava hanya bisa diam. Melihat sikap Rain.
Setelah selesai berdoa, Rain bangkit lalu menatap Dava yang juga sedang menatapnya.
"terimakasih sudah mendoakan adik saya."
Ucap Dava pelan. Rain mengangguk."mmm De, gw balik ya,
Sampai jumpa lagi. "
Ucap Dava pelan.
Mendungnya langit membuat wajah Dava pucat.
"Ayo Rain. Langit udah mendung. Gw takut hujan. " ucap Dava sambil menarik tangan milik gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen FictionBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara