Dava duduk disebuah cafe, cafe yang biasa ia datangi bersama sahabatnya.
Kali ini berbeda. Dava sedang ingin sendiri.
Dava sedang memikirkan tentang si hujan. Tentang mimpinya kemarin.
Misterius banget sih tu cewe.
"Dav? " panggil orang dibelakangnya.
"stasya? " Dava mengenali gadis ini.
Dia anak dari teman mamanya.
Mereka sudah saling kenal dari kecil.
Sama dengan Angga.
"apa kabar lo?"
Tanya stasya sambil duduk di depannya.
"baik. "
Jawab Dava singkat.
Dan hal itu membuat Stasya tertawa.
"lo gak berubah ya mr. Ice" ucap Stasya bermaksud menggodanya.
"lo gak tanya kabar Angga sekarang? "
Tanya Dava pada Stasya
"caellahh, lo kemana aja sih, udah dua hari yang lalu gw ketemu Angga, kemarin kita masih sama-sama jalan. "
Ucap Stasya
"ke toko buku? "
Tanya Dava. Ia curiga wanita yang mamanya maksud adalah Stasya Secara dilihat dari penampilannya, Stasya berubah banyak. Lebih feminim dan tambah cantik. Berbeda dengan Stasya yang dulu. Stasya yang gemuk, dan tomboy. Stasya yang dulu, selalu menjadi penjaga bagi Dava dan Angga, dan selalu menjadi nomor satu perempuan yang harus dijaga oleh Dava dan Angga.
Yah bisa dibilang, mereka saling menjaga.
Dan sepertinya hal itu sampai sekarang mereka terapkan sikap saling menjaga.
"kok lo tau? "
Kaget Stasya
Apa Angga menceritakan semuanya?
Tapikan Angga sdh janji untuk tidak memberitahukan pada Dava soal kedatangannya dari Kalimantan.
"mama yang bilang. "
Stasya kaget.
"tante sandra tau dari siapa? "
"katanya mama lihat Angga jalan sama pacarnya ke toko buku" ucap Dava sambil tersenyum, senyum penuh arti.
Dan itu sangat menyebalkan bagi stasya.
"ckk. Apaan sih tante sandra. " ucap Sasha menunduk malu.
"lo sama Angga gak berubah juga ya,
Angga tetap jadi cowo yang cerewetnya kebangetan dan lo masih jadi si prince ice."
Dava tersenyum mendengarnya.
"dan jangan-jangan, kalian berdua masih jones?" tanya Stasya lagi.
Dava mengangguk. Stasya tertawa keras, mengundang mata pengunjung kearah mereka.
"Ya Tuhan.
Gw gak nyangka. Lo berdua masih setia aja"
Ucap stasya membuat Dava, mau tidak mau menjitak kepalanya pelan.
"lo kira gw homo? "
Tanya Dava sebal.
"gw belum bisa nemuin orang yang cocok sama gw. "
Sambung Dava.
Stasya melihat Dava sekilas lalu mengambil tangan Dava dan mengelusnya pelan.
"ikhlasin dia Va, kasihan Angga jomblo terus nungguin llu"
Ucap Stasya yang langsung mendapat pelototan dari Dava.
"bilang aja lo mau suruh gw dapat pacar cepat, biar lo bisa pacaran sama si Gagak."
Ucap Dava sinis.
"udah ah.. Ngomong sama es mah, dingin. Bisa batuk-batuk gw.
Balik dulu ya. Salam buat tante Sandra"ucap Stasya sambil bangun.
Dava mengangguk, lalu melanjutkan menikmati minuman pesanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen FictionBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara