Hari ini, hari minggu.
Dava masih tertidur dengan badan ditutupi kain.
Setelah pulang dari taman dengan keadaan basah, Dava menikmati soup buatan ibunya yang enak.
Ia sangat bersyukur, bersyukur karena berkat hujan ia bisa menikmati soup buatan ibunya, yang sangat ia rindukan."DAVA! "
itu teriakan Sandra, mamanya.
Sudah yang kesekian kali mamanya berteriak. Bahkan Angga yang datang untuk bermain game dirumah bersamanya pun sudah malas membangunkannya.
Angga duduk dibawah tempat tidurnya sambil memainkan game.
"udahlah mami sandra, gak usah bangunin si manusia abstrak ini.
Nguras tenaga aja"
Teriak Angga.
Sandra yang mendengar ucapan Angga hanya menghela nafas lelah.
Dava memang anaknya yang susah dibangunkan. Sandra menyerah membangunkan si Dava. Benar kata Angga, itu hanya akan menguras tenaganya.••••
"eh manusia aneh. Udah bangun loh.
Dasar aneh.
Udah dosa banyak, gak ke Gereja dari kemarin, sekarang bangun juga gak pake berdoa.
Dasar lo!! " teriaknya pada Dava yang baru saja turun dari tempat tidurnya.
Jam sudah menunjukkan angka 10.
Dava melihat satu makhluk di kamarnya dengan snack yang ia tau pasti ambilnya dari Kulkas.
Dasar Angga lupa malu.
Sudah makan makanan orang, ngatain orang lagi.
Anjay! Umpatnya dalam hati.
"lo gak. "
Kata Dava pada Angga.
" eh eh eh.
Gw udah ya, kemarin sore.
Lo kemana aja kemarin?
Gw tungguin juga"
Jawab Angga tidak terima.
"oh. Sorry, gw lupa kasih tau lu, kalau gw kemarin gak bisa pergi. " ucap Dava.
"kenapa? "
Tanya Angga penasaran.
"ada keperluan" jawabnya singkat.
"lah si monyet, sok Penting banget si lo."
Dava memutar matanya malas mendengar umpatan Angga.••••
Dava sedang menikmati es buah, buatan mamanya.
Angga sudah kembali dari rumahnya setengah jam yang lalu, karena dijemput mamanya dengan jeweran.
Entah apa yang ia buat tadi pagi. Biarlah menjadi urusan dia dan mamanya.
"Dav," panggil mamanya membuyarkan lamunan Dava.
Dava berbalik menatap mamanya.
"kamu udah punya pacar? "
Tanyanya pada Dava. Dava menggeleng sebagai jawaban.
Mamanya menghela nafas dalam.
"kamu kok gak sama kaya papamu dulu ya, jomblo mulu.
Cari pacar sana, gak malu kamu sama teman-temanmu yang udah punya pacar? "
"Angga belum punya pacar ma"
"lah. Angga sudah punya pacar. Itu yang kemarin dia boncengin ke toko buku, siapa? "
Tanya sandra, mama Dava. Dava berpikir sebentar. Siapa yang dimuat Angga ke toko buku?
Sial si bagong. Janjinya bakal pacaran kalau gw punya pacar. Sekarang udah punya pacar, pake gak bilang-bilang lagi. Umpat Dava dalam hati.
Dava bangun dari tempat duduknya dan berjalan keluar rumah dengan pakaian yang sudah rapi, karena sebelum berangkat ia mengganti bajunya.
Mamanya yang melihat anaknya itu berjalan keluar rumah memanggilnya.
"Dav, kamu mau kemana? "
"cari pacar. "
Jawab Dava santai.
Mamanya tertawa mendengar jawaban Dava. Cari pacar? Ada-ada saja anak ini.
Mamanya mengangguk lalu masuk kembali ke dalam rumah. Dan Dava yang langsung memasuki mobil milik mamanya dan pergi. Pergi cari pacar mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen FictionBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara