Tengah asik mencakar bukunya. Tiba-tiba namanya dipanggil
"Dava, ada yang perlu sama kamu, "
Dava melihat kedepan, ada adik kelas yang tidak ia kenal.
Dava bangkit lalu keluar menghampiri adik kelasnya itu.
"ada apa?" tanya Dava TTP (to the point)
"kak, adik kelas yang kaka tolongin, yang selalu dibuli itu, lagi dibuli.
Saya gak bisa nolong kak, soalnya sa_"
Belum selesai bicara, Dava sudah meninggalkan Desi, teman duduk si hujan sekaligus sahabatnya.
Dava berjalan sedikit buru-buru ke toilet siswi.
Entah perasaan apa yang hinggap dipikirannya.
Ia sangat kwatir dengan adik kelasnya itu.
Setelah sampai di toilet siswi, dengan kecepatan kilat Dava menahan tangan adik kelasnya yang hampir saja menggunting rambut si hujan.
"kak Dava? "
Kaget Tari. Begitu juga dua teman dibelakangnya. Dava mengambil gunting ditangan Tari, lalu menarik Tari keluar dari toilet diikuti dua temannya.
"permisi pak,"
"yah Dava silahkan masuk."
Perintah Pak Rian.
"ini pak, saya mau kasitau ke bapak, kalau perempuan ini sudah melakukan tindakan membuli."
Ucap Dava sambil mendorong Tari kedepan.
"siapa yang dibuli? "
Tanya Pak Rian tenang.
"si hujan Pak"
Jawab Dava cepat.
"hujan? "
"eh, biar saya bawa saja orangnya kesini ya pak,"
Ucap Dava lagi, ketika sadar bahwa ia salah bicara. Bagaimana bisa ia memberitahu kepada Pak Rian nama si adik kelasnya itu 'hujan'
Mana tau dia.
"baik, saya tunggu. "Dava berjalan dengan sangat cepat. Ia takut adik kelasnya itu menghilang lagi.
Setelah sampai di toilet siswi, Dava menghela nafas lega. Ternyata si hujan tidak kemana-mana. Gadis itu duduk menunduk sambil menangis. Menangis tanpa suara. Dava yang melihat itu, sedih. Rasanya hati seperti dirabik-rabik.
"ikut gw" ucap Dava pelan, singkat, tapi sangat lembut.
Ia menarik tangan gadis itu, lalu membawanya ke ruang kesiswaan."jadi, kamu dibuli sama mereka? "
Tanya pak Rian pada gadis itu.
Gadis itu menunduk lalu mengangguk.
Pak Rian menghela nafas lelah.
Ia memijat pangkal hidungnya, ia pusing dengan keadaan ini.
"kalian ini aneh-aneh saja. Sudah hidup di jaman yang serba enak juga masih saja membuli."
" Dava, kamu kembali kekelas." perintah pak Rian kepada Dava.
Dava keluar.
" dan kamu, "
Sambil menunjuk si hujan
"sebaiknya, kamu ke UKS saja. Istirahat saja dulu. "
Gadis itu mengangguk lalu keluar.
"kalian bertiga, sekarang juga bersihkan seluruh ruangan di sekolah ini. Tidak ada yang boleh protes.
Kalau protes saya panggil orang tua kalian.
Ucap pak Rian lalu keluar kantor.Dava menunggu Raina keluar dari ruangan pak Rian. Ia penasaran dengan Si hujan.
Hanya penasaran ucap Dava dalam hati.
Setelah menunggu lama, Dava bisa melihat Si adik kelasnya yang sedang berjalan kearah UKS.
"woy hujan! "
Panggil Dava sedikit kencang.
"gw temenin lo di UKS yah, malas gw ikut pelajaran"
Ucap Dava setelah dekat dengan adik kelasnya.
Setelah mendapat anggukan sebagai jawaban, Dava berjalan bersama gadis itu, menuju UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen FictionBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara