Jangan lupa vote. Biar Author tambah semangat.
Pagi ini Dava terlambat lagi.
Bagi Dava, terlambat dan mendapatkan hukuman juga termasuk belajar. Belajar bertanggung jawab.
Seperti biasa ia harus membersihkan semua toilet di sekolah itu, sampai pelajaran pertama selesai.
Toilet cewek selalu menjadi target pertama untuk dibersihkan.
Satu hal yang membuat semangatnya berubah.
Mereka lagi?
Batin Dava ketika melihat adik kelasnya yang sedang memaki-maki temannya sambil menarik rambutnya.
Namun satu hal yang baru Dava sadari, Perempuan itu tidak meringis kesakitan.
Ia memang tertunduk, Tapi tidak meringis kesakitan. Tidak juga menangis.
Tapi Dava tetap manusia. Sedingin apapun dia dengan orang lain,dia tetap Dava, manusia yang diciptakan Tuhan, manusia yang memiliki perasaan.
Dengan gerakan cepat, Dava menarik tangan si adik kelas tukang buli itu, lalu melepaskannya dengan kasar. Ia sudah muak dengan sikap so berkuasanya, siapa sih dia sampai beraninya membuli orang. Anak pemilik sekolah ini?
Ya jelas tidak. Sekolah ini milik teman bapaknya yang anaknya sudah kerja. Dava kenal.
"pergi atau gw laporin lo semua ke guru" ucap Dava datar.
Adik kelas yang melihat ekspresi Dava kabur kekelas mereka. Takut akan ancaman Dava.
Setelah mereka pergi, Dava menghampiri adik kelasnya yang masih menunduk takut.
Siapa sih lo?
Bisanya lo biarin mereka nyakitin llo?
Dava membatin. Ia tidak punya hak untuk bertanya kepada adik kelasnya yang malang itu.
" eh hujan. Gak punya mulut? "
"ngomong kek, 'terimakasih udah nolong saya kak' ini malah nunduk. "
"eh, saya bukan mereka yang hatinya, hati singa, "
Hening. Benar dugaan Dava gadis ini bisu.
"kekelas sekarang"
Dava berucap sambil memasang wajah datarnya lagi. Benar kata orang. dekat dengan orang, menegur, ramah, memang salah besar. Percuma kalau sudah bicara panjang lebar tapi tidak dibalas sepatah katapun.
Sial!
Umpat Dava lagi dalam hati.
Malas memikirkan adik kelas bisu yang bernama hujan itu, Dava melanjutkan pekerjaannya.••••
Seperti biasa, jam istirahat menurut Dava merupakan jam yang tepat untuk tidur. Dava tidur sangat pulas dikelasnya yang sepi, karena semua siswa sudah lari kekantin.
Dava bukan orang yang malamnya jarang tidur.
Sekedar tutup mata, mengistirahatkan mata untuk sementara istilahnya.Baru saja ingin tidur, ia dikejutkan dengan suara heboh siswa yang mengatakan bahwa sahabatnya Kevin sedang adu jotos dengan Aldi siswa kelas 12 IPS³. Sudah biasa baginya mendengar Aldi berkelahi. Yang membuatnya kaget adalah Kevin. Siswa teman kelasnya sekaligus teman karibnya yang dikenal tenang itu berkelahi?
Dengan kecepatan kilat Dava berlari keluar. Sesampainya disana, ia melihat Aldi yang melayangkan satu pukulan di pipi kiri Kevin, dan Kevin yang tidak kalah cepat membalas pukulan Aldi. Dengan tenaga yang cukup kuat, Dava melerai dua orang itu, lalu menarik Kevin dari tempat itu ke kelasnya. Semua siswa yang ada disana tidak berani mengikuti Dava dan Kevin. Mereka tau betul bagaimana tajamnya tatapan Dava jika sedang marah. Sedang tidak marah saja sudah seram apalagi marah, bisa habis digiling-giling Dava."kenapa berantem sama dia?"
To the point, tidak ingin bertele-tele Dava bertanya kepada Kevin.
"cinta ngeubah sikap orang ya Dav? "
Kevin menunjukkan senyum miring. Banyak bekas pukulan diwajahnya.
Dava yang melihat itu, bingung.
"siapa yang lo suka? "
Tanya Dava lagi.
"Dewi, siswi 11 mipa³ bro"
"gw suka sama dia dari pertama kali gw lihat dia di SMP. lo ngitung tuh, udah berapa lama gw suka sama dia. "
Dava diam. Dia masih menunggu lanjutan dari Kevin.
"dengan seenaknya, Aldi ngehancurin hatinya. Hati yang gw jaga selama ini. Gw tau mereka pacaran. Gw terima asalkan Si Dewi bahagia. Tapi apa, dia malah selingkuh dari Dewi. Dan semakin buat gw sakit, Dewi nangis sampe sakit. Gw gak tau seberapa berharganya sih tuh cowok. "
Dava bisa melihat, bagaimana sakitnya Kevin. Ia bisa melihat, besarnya cinta Kevin kepada Dewi.
"kalau lo sayang sama dia. Hibur dia. Dekatin dia, gw gak suruh lo buat PDKT. Gw cuman pengen ello hibur dia. Dengan cara apapun itu. Gw tau lo pasti punya cara buat ngehibur dia. Gw suka, lo mukul si Aldi. Biar rasa dia. Tapi, setelah ini kalau mau mukul dia lagi, latihan deh lo. Kasihan mukanya udah rusak gitu. Kalah banyak lo sama Aldi" ucap Dava senyum yang bagi Kevin senyum meremehkan.
"njing" umpat Kevin sambil tersenyum,senyuman terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA
Teen FictionBidadari hujan. Aku pernah mengatakan bahwa aku membenci hujan. Tapi, ketika aku melihatmu. Hujan menjadi salah satu hobiku untuk menunggu kamu datang sebagai pelangi. Dava Adenara