17

109 7 0
                                    


Setelah sampai dirumah Gadis yang ia panggil dengan sebutan Rain itu, Dava langsung pamit padanya.
Badannya seperti ingin hancur.
Disisi lain,  Dava senang ia sudah dapat nomor hp walaupun namanya tidak ia tahu.

Setelah selesai bersih-bersih badan,  Dava duduk dimeja belajarnya mengambil hp yang ia simpan diatas meja belajarnya.

Ia mencari nama kontaknya lalu memulai percakapan.
Sempat bingung harus mulai dari mana pesan itu.

Hai,

Belum dikirim.
Ia hapus lagi menggantinya dengan kata yang sedikit cuek.

Mlm.

Rasanya. Dava sudah seperti ABG labil yang jatuh cinta pada cinta monyet.
Cinta monyet?
Dava menggeleng kepalanya ia cepat-cepat mengambil hp yang ia simpan diatas meja.  Tapi terlambat, gadis yang ia panggil Rain itu sudah membaca pesan darinya.
Dava membuang hpnya ke tempat tidur,  ia membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur yang empuk, ia menutup matanya dengan bantal,  lalu memukulnya diatas bantal.
Sial. Malu gw
Ucapnya dalam hati.

Ia mengambil hpnya lalu membukanya
Ada pesan masuk,  dan ada balasan dari Rain.

  Iya.


What the hell?

"kok gw geli ya. Balasnya disingkat.
Demi apapun. Gw geli, "
Ucap Dava sambil memandang hp yang ada pesan balasan darinya.

Lagi ngapain?

Lagi tidur

Kalau tidur,  gimana bisa balas?

Maksudnya, baring-baring

Diam-diam Dava tersenyum.
Yah. Walaupun gadis itu tidak pernah berbicara dengannya,  Dava tetap merasa ia bicara dengannya walau tanpa suara.  Dengan begini.

Yaudah.  Tidur.  Besok sekolah. Nanti telat.

Iya.  Kaka juga ya,  nanti telat.

Dava mematikan hpnya, lalu berbalik tidur.

••••

"Dava....!!!!!"
Itu teriak Sandra mama Dava.  Ia sudah kelelahan memanggil satu anaknya yang yah,  satu saja.
Dava menghembuskan nafasnya lelah.
Apasih pagi-pagi sudah buat telinganya sakit.

"Dava...!!!
Ya Tuhan. Ini sudah jam setengah tujuh nakk"
Ucap mamanya sambil memukul-mukul pintu kamar Dava.
Dava bangkit dari tempat tidur,menyiapkan pakaian sekolahnya,  lalu masuk mandi.
Hari ini ia sedang ingin terlambat. Sepertinya sudah lama ia tidak bersih-bersih di toilet.

"Dav,  kamu kenapa lambat lagi?"
"padahal sudah bagus bangun pagi"
Ucap mamanya ketika ia sedang mengolesi selai pada roti untuk sarapan pagi mereka.
"mm.. Iya ma,  paling disuruh bersihin toilet"
Balas Dava pada mamanya.
"iss.. Kamu jadi office boy aja dikantor papa,  biar gak bayar mahal"
Sindir mamanya.  Dava hanya mengangkat bahunya malas membalas sindiran mamanya.
"kemarin kenapa basah-basah? "
Tanya mamanya lagi.
"mandi hujan.  Udah ya mam.. Dava berangkat dulu"
Pamit Dava pada mama dan papanya,
Dan diangguki mereka.

••••

Dava berjalan santai kearah belakang sekolah, tepatnya ditaman sekolah untuk tidur. Sekarang sudah jam istirahat.
Sedang asik berbaring,  ia mendengar suara orang yang sedang memarahi temannya.
Dava bangun Dan terkejut ternyata itu adalah suara sang adik kelas yang sedang membuli si Rain.
Dava bangun lalu menarik adik kelas itu dan menolaknya sedikit kuat kebelakang.
Mereka kaget akan kehadiran Dava, termasuk Rain.
"sy akan laporkan kalian ke guru.  Sekarang"
Ujar Dava sedikit meninggikan suaranya.
Adik kelas yang mendengarkan itu lari pergi dari tempat itu.
Dava menatap Rain.
Ia tersenyum,  begitupun dengan Rain.
"hai" sapa Dava canggung.
Gadis itu menatapnya juga.
Dan tersenyum.
"sebentar ada waktu? " Tanya Dava.
Gadis itu mengangguk lagi.
"kita jalan-jalan? "
Tanya Dava lagi.
Dan gadis itu diam sebentar.
Lalu mengangguk sebagai jawaban.
Dava tersenyum senang.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang