Matahari pagi bersinar terang menyinari kamar dari Shania. Namun, matahari tersebut terlambat, Shania telah bangun sedari tadi. Dia tampak sedang menyiapkan sarapan untuknya dan sang tante.
"Pagi Shania! Wah, tumben kamu cepet bangun. Biasanya kan mau tante panggilin dulu."
"Ish tante! Shania ngambek nih!" Ucap Shania sembari menekukkan wajahnya dengan sengaja.
Sang tante terkekeh pelan kemudian berjalan ke arah meja makan.
"Tante, cuci muka sama sikat gigi dulu gih. Jorok banget ih!" Rengek Shania.
Sang tante hanya kembali terkekeh dan mengalihkan langkahnya ke toilet untuk sekedar cuci muka dan sikat gigi.
***
Shania POV
Tepat pukul 08.00 aku sampai di kampus. Aku memang tidak pernah ingin terlambat untuk datang ke kampus.
"Shania!" Aku melihat Vania berlari kecil ke arahku diikuti oleh Anin di belakangnya.
"Hei! Tumben lo udah nyampe pagi-pagi, Shan. Biasanya juga lo paling telat diantara kita berdua." Ledek Anin.
"Ya dong! Manusia itu harus berubah untuk lebih maju lagi kedepannya."
"Sok banget lo! Dari mana lo dapet PD yang segitu gedenya?"
Aku terkekeh mendengar ledekan dari kedua sahabatku. Ya! Meskipun kita bertiga berbicara sedikit kasar, tapi percayalah hati kita baik-baik kok.
"Lo bedua gak mau masuk ke kelas?" Vania dan Anin saling tatap lalu mengalihkan pandangannya padaku.
"Ya udah, ayo!" Ucap mereka berdua bersamaan.
Aku menggelengkan kepalaku melihat kelakuan kedua sahabatku. Dan saat aku akan melangkahkan kakiku, sebuah sentuhan menghentikan langkahku.
Aku mendelik malas dan menatap orang tersebut.
"Ngapain sih lo?!"
"Ikut gue."
Tanpa meminta izin, gadis tersebut langsung menarikku ke suatu tempat.
***
Author POV
Beby baru sampai di kampus. Tampak Saktia juga ikut dengannya. Memang Beby sengaja menjemput Saktia. Walaupun Saktia sudah menolaknya beberapa kali, tapi Beby tetap saja memaksa untuk menjemputnya.
"Lo ke kelas dulu ya, Sak. Gue ada urusan bentar." Ucap Beby setelah meletakkan helmnya.
Saktia hanya tersenyum tipis mengetahui 'urusan' yang Beby maksud.
"Ya udah. Gue ke kelas dulu ya, Beb. Jangan lama-lama. Gue gak mau lo titip absen sama gue terus." Balas Saktia sedikit bercanda.
"Iye. Lo tenang ae dah! Gue gak bakal lama kok." Beby mengacungkan jempolnya pada Saktia lalu pergi.
Setelah Beby menghilang dari pandangannya, Saktia berjalan pelan ke kelasnya. Ada sedikit rasa penyesalan di hatinya saat memberikan Beby nomor Shania.
"Ya udahlah, Sak. Toh, juga demi balas budi lo ke dia." Batin Saktia.
Saktia menghela napasnya sejenak lalu mempercepat langkahnya ke kelas.
***
Sementara itu...
"Lepasin gue!" Shania menghempas kasar tangan gadis tersebut dan menatapnya dengan tajam. "Mau lo apa sih?!"
Gadis yang ada di hadapan Shania ini pun mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya.
"Shania Junianatha, maukah lo jadi pacar gue?" Shania mendelik malas mendengar pernyataan cinta yang sangat sederhana tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanfictionPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai