S02: #18. Awal Kebahagiaan

1.2K 104 4
                                    

Kini, Beby beserta kedua orang tua dan Mama Shania juga Anin sedang berada di sebuah kafe untuk mengisi perut mereka yang telah lapar. Mereka tampak mengobrol seru. Sesekali tampak tawa bahagia dari wajah mereka.

"Jadi Beb, kapan kamu akan urus pernikahan kamu sama Shania?" Tanya Mama Beby.

"Secepatnya, Tante. Aku juga tidak sabar mempersunting Shania." Jawab Beby dengan wajah berseri.

"Tante harap, kamu bisa jagain Shania sebaik Tante." Ucap Mama Shania.

"Pasti Tante. Dan terima kasih karena sudah mempercayakan Shania padaku." Balas Beby.

Mama Shania mengangguk dan tersenyum. Dia cukup bersyukur karena Shania menemukan seseorang yang bisa menjaganya.

"Lalu kamu gimana, Nin?" Tanya Papa Beby pada Anin.

"Eh aku?" Anin menunjuk dirinya sendiri, "Kenapa dengan aku, Om?"

"Rencana kamu ke depan gimana?" Tanya Papa Beby sekali lagi.

"Oh! Rencana aku ke depan ya, fokus kuliah aja Om." Jawab Anin.

"Semangat kuliahnya ya, Nin." Ucap Beby.

Anin tersenyum, "Iya Beb."

Setelah itu, tidak ada lagi pembicaraan. Mereka sibuk menghabiskan makanan mereka.

***

Saktia POV

Aku bernapas lega karena tasku masih bisa ketemu. Setelah mengucapkan terima kasih pada sang suster jaga yang telah membawaku, aku pun membuka langkahku untuk pergi dari rumah sakit tersebut.

Namun, langkahku terhenti saat melewati ruang ICU. Kulihat tubuh Shania yang terbaring disana. Segala peralatan medis masih menempel di tubuhnya meskipun dia telah mendapatkan pendonor darahnya.

"Cepet sembuh, Shan. Gue bakal hadir di pernikahan lo dan Beby. Setelah itu, gue bakal pulang ke kampung halaman gue." Gumamku.

Senyum tipis kutunjukkan saat pengkhianatan itu kembali masuk ke dalam pikiranku. Andai kemarin aku tidak melakukan hal tersebut, mungkin Beby dan Shania sudah bahagia sekarang. Dan mereka berdua tidak perlu menderita dan merasakan sakit yang sama.

Setelah merasa puas, aku pun berjalan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.

***

Author POV

"Makasih buat traktirannya, Om." Ucap Anin begitu mereka keluar dari kafe.

"Kamu mau langsung pulang atau ikut kita balik ke rumah sakit lagi?" Tanya Beby.

Anin melihat sejenak jam tangannya, "Aku langsung pulang aja deh, Beb. Mau mandi sekaligus berangkat kuliah. Udah jam 8."

Beby mengangguk, "Ya udah, kamu hati-hati ya? Maaf, gak bisa nganter."

Anin tersenyum dan mengangguk, "Iya gak apa-apa. Titip salam aku buat Shania ya?"

Setelah cukup berbasa basi, Beby dan orang tuanya juga Mama Shania kembali ke rumah sakit. Anin menghela napas kasar saat melihat Beby dan keluarganya yang mulai menjauh. Senyum tipis diperlihatkannya saat dirinya merasakan kembali rasa sakit itu.

"Kuat Nin! Lo kuat! Kak Saktia bisa, lo juga bisa." Batin Anin.

Setelah itu, Anin memanggil taksi dan langsung pulang ke rumahnya.

***

Beby POV

Kini, aku kembali memasuki ruang ICU dari Shania. Kulihat dia tertidur pulas dan tidak menyadari keberadaanku disini. Tangan kiriku terangkat dan mengusap lembut rambutnya. Shania tampak terusik akibat usapanku. Perlahan namun pasti, dia membuka matanya dan langsung tersenyum begitu dia melihat diriku.

Between You and Her(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang