Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, Beby telah diizinkan untuk pulang ke rumahnya. Saat ini, Shania dan Anin tampak menemani Beby dan keluarganya yang sedang mengurus administrasi. Shania yang melihat kemesraan Anin dan Beby hanya bisa mengerucutkan bibirnya.
"Kamu seneng gak hari ini udah bisa keluar rumah sakit?" Tanya Anin yang mendorong kursi roda Beby.
"Seneng dong! Apalagi ada kamu yang selalu menemani aku." Jawab Beby.
Anin hanya tersenyum mendengar jawaban dari Beby. Setelah mengurus segala administrasi, Beby, Anin, Shania dan orangtua Beby pun pulang ke rumah.
***
Shania POV
Anin, kenapa sih harus ada dia disaat aku ingin berjuang untuk memperbaiki semuanya? Kesel, kesel dan kesel. Beby malah terlihat bahagia lagi sama Anin. Aku menghela napasku untuk menetralkan emosiku yang sedang labil ini.
Kini, aku sedang berada di mobil keluarga Beby. Aku duduk sendirian di bangku paling belakang sementara Anin duduk di samping Beby. Harusnya aku yang duduk di samping Beby, bukan Anin. Ingin rasanya aku bertukar tempat duduk dengan Anin.
"Sebelum pulang, kita makan siang dulu ya?" Ucap Papanya Beby.
"Iya, Pa. Kita makan dulu. Laper juga ini." Beby membalas ucapan Papanya.
"Kamu ikut kita makan ya, Shan?" Mama Beby bertanya padaku.
"Eh, hah? Gak usah deh Tante." Jedaku, "Aku langsung pulang aja."
"Udah! Gak usah sungkan. Macem sama siapa aja kamu ini." Kali ini, Papa Beby menimpali.
Aku hanya bisa mengangguk canggung dengan ajakan kedua orang tua Beby. Ya, bagaimana pun kan aku pernah hampir menjadi calon menantu mereka.
***
Author POV
Mobil keluarga Beby sampai pada sebuah rumah makan Padang. Kedua orang tua Beby turun terlebih dahulu disusul oleh Anin, Beby dan Shania. Karena kakinya yang masih lumpuh dan belum digerakkan, jadi Beby harus dituntun saat berdiri.
"Shan, lo ambil kursi rodanya Beby gih." Titah Anin pada Shania.
Shania mendelik, "Kok gue? Bukannya itu tugas lo? Biar gue aja yang megangin Beby."
"Gak bisa, Shan. Entar Beby jatuh kalau lo yang pegangin." Jeda Anin, "Mending lo ambilin kursi rodanya Beby aja. Lo kan kuat."
Shania mendengus. Dengan pasrah, dia berjalan ke arah bagasi dan menurunkan kursi rodanya Beby. Setelah kursi roda tersebut diletakkan dengan benar, Anin pun membantu Beby duduk di atas kursi roda tersebut dengan perlahan.
Saat Anin hendak mendorong kursi roda Beby, dia melihat sejenak ke arah Shania, "Lo mau dorongin gak?"
Shania mengangguk cepat. Tangannya langsung terjulur untuk memegang handle kursi roda tersebut dan mendorongnya ke dalam rumah makan.
Sesampainya di dalam, Shania langsung mengambil tempat duduk tepat di samping Beby. Sementara Anin duduk di samping Mama Beby.
Setelah memesan beberapa makanan, mereka pun mengobrol sejenak sembari menunggu pesanan mereka datang. Beby terlihat sesekali tertawa atas candaan kedua orang tuanya. Sementara Shania hanya sesekali menimpali percakapan mereka.
"Jadi Beb, kapan kamu dan Anin akan melangsungkan pernikahan kalian?" Pertanyaan Mama Beby membuat Shania terdiam seribu bahasa.
"Secepatnya, Ma." Beby menjeda kalimatnya, "Aku sama Anin mau sama-sama namatin kuliah dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanficPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai