BRAK!
Beby membanting keras pintu kamarnya membuat Boby, sang adik yang sedang berada di kamar Beby sedikit terkejut. Dia membalikkan badannya dan melihat wajah kakaknya yang terlihat lesu dan tidak baik-baik.
"Kakak kenapa?" Tanya Boby.
Tanpa menjawab pertanyaan Boby, Beby membuka langkahnya menuju ranjang dan membaringkan dirinya disana. Ingatannya kembali berputar pada momen saat Shania dengan nyamannya bersandar di pundak Saktia.
"Kenapa harus terjadi di hadapan gue?! Kenapa?! Ini sakit sekali!" Batin Beby.
Boby mendekati Beby yang sedang berbaring di ranjang. Dia menjatuhkan duduknya di samping Beby. Meski Boby tidak tahu duduk permasalahannya, tapi dia berusaha untuk menghibur Beby.
"Kak, apa yang terjadi? Cerita sama Boby." Ucap Boby dengan wajah polosnya.
Beby memandang adiknya dan tersenyum seraya menggelengkan kepalanya, "Kakak tidak apa-apa. PR kamu udah siap?"
Boby menggeleng, "Belum kak. Ada soal yang tidak aku mengerti."
"Sini, kakak bantuin." Beby bangkit dan menuntun sang adik menuju meja belajarnya.
Beby pun membantu sang adik untuk mengerjakan PRnya. Setidaknya, hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menghilangkan sejenak pikiran buruknya.
***
Di tempat lain....
Tampak sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah. Dari dalam mobil tersebut, keluarlah seorang gadis bertubuh jangkung. Dia tersenyum pada seseorang lainnya yang berada di dalam mobil.
"Makasih ya, Sak udah nemenin pulang." Ucap Shania.
"Sama-sama, Shan. Lain kali, kita jalan-jalan lagi ya?" Shania terkekeh dan mengangguk.
Setelah berbasa basi sejenak, taksi online yang ditumpangi Shania dan Saktia pun berlalu dari hadapan Shania. Shania menghela napasnya sejenak sebelum masuk ke dalam rumahnya.
"Beby... Belum ada kabar ya?" Batin Shania saat melihat ponselnya yang belum ada kabar dari Beby.
Setelah melepas kedua sepatunya, Shania pun langsung bergegas ke kamarnya. Dia ingin menelpon Beby dan mengabari bahwa dia telah sampai di rumah.
***
Shania POV
"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan coba beberapa saat lagi." Helaan napas berat lolos dari mulutku ketika ucapan tersebut muncul.
Beby kemana? Pikirku. Karena sedari tadi, Beby belum juga menghubungiku. Apakah dia kembali sibuk dengan tugas-tugasnya?
Ini yang tidak aku suka dari Beby. Ketika sudah dihadapkan dengan tugas-tugas, dia seolah melupakan diriku. Jujur, aku merasa benci pada dosen yang memberikan dia begitu banyak tugas sehingga waktu untuk kita berdua juga tersita akibat tugas-tugasnya.
"Sebel! Kenapa sih dia harus dikasih banyak tugas?" Gerutuku.
Karena tidak ingin ambil pusing, aku pun mengambil baju dan segera ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Mungkin dengan mandi, aku bisa melupakan semua masalahku.
***
Author POV
Beby baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarganya. Tanpa banyak berbicara, Beby pun beranjak ke arah kamarnya. Meski sudah berusaha untuk menghapus ingatan tersebut, tapi ingatan akan kejadian tersebut masih saja masuk ke pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanfictionPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai