Beby mengerjapkan matanya saat merasakan sebuah sentuhan lembut dipipinya. Dia menatap gadis yang memberikan senyuman manis di depannya sekarang.
"Bangun, Beb. Kamu udah terlalu lama tidurnya." Beby mengangguk dan mengucek matanya lalu menguap lebar. "Masih ngantuk nih."
"Ish! Kamu ih! Mandi trus makan malam sana!" Beby menuruti keinginan gadisnya itu.
Dengan wajah yang cemberut, Beby pun mengambil handuk dan menghamburkan dirinya ke kamar mandi.
"Kamu makan duluan aja, Nju. Nanti aku nyusul." Ucap Beby sebelum dirinya menghilang ditelan kamar mandi.
***
Shania POV
Aku, Beby dan keluarganya baru saja menyelesaikan makan malam. Aku menyibukkan diriku dengan membantu Ibu Beby mencuci piring dan memotong buah untuk pencuci mulut.
Sementara Beby sedang berada di ruang keluarganya menonton TV bersama Ayah dan juga adiknya.
"Kamu bagaimana sama Beby?" Aku melihat pemilik suara tersebut, "Baik-baik kok, Tante."
"Jangan panggil Tante. Panggil aja Bunda." Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
"Bunda sedikit khawatir dengan kondisi Beby yang sekarang setelah tahu dia mengidap penyakit parah itu." Bisa kudengar suara sendu dari Ibu Beby. "Bunda yang sabar ya. Shania yakin, Beby pasti sembuh kok."
Selesai memotong buah, aku pun membawanya ke ruang keluarga.
Terdengar suara berisik dari Beby, Ayah dan adiknya yang sedang menonton pertandingan basket.
"Silahkan." Ucapku meletakkan piring penuh buah itu di atas meja.
"Terima kasih, Shania." Aku tersenyum membalas ucapan Ayah Beby.
Setelah itu, aku pun berjalan dan duduk di sebelah Beby yang terlihat geregetan melihat pertandingan tersebut.
"Yah gak masuk! Gimana sih?! Payah ah!" Dapat kudengar gerutuannya saat melihat tembakan pemain favoritnya meleset.
"Beb, buahnya dimakan dulu." Ucapku.
Kulihat Beby mengambil buah yang ada di meja dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Kembali dia berteriak saat pemain favoritnya memegang bola.
"Ya! Cetak tiga angka itu!" Teriaknya.
Teriakan itu berubah menjadi sorakan saat pemain favoritnya berhasil menambah angka bagi timnya. Dan entah disengaja atau tidak, kurasakan pelukannya pada tubuhku.
"Whoo! Stephen Curry memang hebat!" Ujarnya.
Aku hanya bisa menunjukkan senyumanku saat melihat dia begitu semangat menonton pertandingan basket tersebut bersama Ayah dan adiknya.
"Penyakit parah seperti apa yang kamu derita sebenarnya Beb?"
***
Author POV
Shania sedang duduk di balkon kamarnya. Matanya menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang dengan sendu.
"Tuhan, tolong sembuhkanlah Beby dari penyakitnya." Batin Shania.
"Kamu lagi ngapain, Shan?" Suara tersebut membuat Shania menoleh, "Kamu belum tidur, Beb?"
Beby berjalan masuk kamar Shania tanpa menjawab pertanyaan dari Shania.
Dia juga ikut duduk disamping Shania. Matanya juga menatap bintang-bintang yang menghiasi langit malam.
"Kondisi kamu gimana Beb? Udah enakan?" Tanya Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanficPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai