"Terima kasih untuk hari ini!" Ucap Anin menutup acara pentas seni. Setelah itu, dia berbalik menghadap Beby yang sedang menunggunya, "Beb, maaf ya nunggunya lama."
Beby melihat ke arah Anin dan menggeleng, "Gak kok! Mau langsung pulang?"
Anin tersenyum dan mengangguk, "Iya Beb. Capek banget hari ini."
Beby tersenyum dan berdiri dari kursinya. Tangan kanannya terangkat untuk mengacak rambut Anin. Anin yang diperlakukan seperti oleh Beby tentu saja tersipu.
Setelah membereskan semua barangnya, Anin dan Beby pun dengan segera beranjak ke parkiran.
***
Beby POV
Sepanjang perjalanan menuju parkiran, aku dan Anin terus berganti cerita. Entah apa saja yang kami ceritakan. Yang pastinya, aku merasa nyaman bercerita pada Anin.
Hingga....
"Beby!" Aku menghela napasku saat mendengar suara tersebut.
Suara dari seseorang yang tidak ingin kutemui. Suara yang membuat emosiku tiba-tiba naik ke ubun-ubun.
"Beb!" Kurasakan tangan orang tersebut memegang pundakku.
Karena terlalu emosi, aku menepis tangan orang tersebut dan berbalik kemudian melancarkan sebuah pukulan pada wajah orang tersebut.
"Jauh-jauh dari gue, bajingan!" Bentakku.
"Beb, ini gue Saktia. Sahabat lo." Ucap Saktia lirih.
Aku mendengus kesal, "Gue gak punya sahabat kayak lo, bajingan!"
Suaraku yang menggelegar mengundang pandangan seluruh mahasiswa disana. Emosiku sudah tidak bisa ditahan lagi. Aku menjatuhkan tas punggungku dan mendekati Saktia yang terbaring akibat pukulan kerasku.
BUK!
Sebuah pukulan keras kembali kulancarkan ke wajah Saktia. Kuluapkan segala emosiku padanya.
"Bajingan! Anjing!" Bentakku. "Lo gak pantes dicintai! Lo gak pantes dapat perhatian dari orang-orang!"
Saktia tidak berkutik saat aku terus melancarkan pukulan bertubi ke arah wajahnya. Ini pertama kalinya aku meluapkan emosiku separah ini.
"Hentikan Beb!" Aku menghentikan pukulanku dan melihat ke arah suara tersebut, "Ini bukan kamu."
Aku tersenyum miring, "Kamu yang buat aku seperti ini!"
Masih dengan emosi yang memuncak, aku menarik tangan Anin untuk masuk ke dalam mobilku. Setelah itu, aku menghidupkan mobilku dan pergi dari sana.
***
Author POV
Setelah dihajar habis-habisan oleh Beby, Saktia dipapah oleh Shania menuju ruang kesehatan untuk mengobati lukanya.
"Gue bodoh ya, Shan?" Ucap Saktia.
Shania mengerutkan keningnya, "Maksud lo?"
"Hah! Gue dengan gampangnya hancurin persahabatan gue dengan Beby dengan mencintai orang yang notabene adalah tunangannya." Jawab Saktia diiringi kekehan lemahnya.
Shania hanya terdiam mendengar jawaban dari Saktia. Bukan hanya Saktia, dia juga sudah menggagalkan pernikahannya dengan Beby yang sudah ada di depan mata.
Tak lama kemudian, Shania dan Saktia telah berada di ruang kesehatan. Shania mendudukkan Saktia di ranjang. Setelah itu, dia mencari kotak obat untuk mengobati luka dari Saktia.
"Lo harus bisa dapetin dia kembali, Shan." Ucap Saktia. "Beby itu orang yang baik."
Shania kembali terdiam saat dia mendengar kembali ucapan Saktia. Mendapatkan kembali cinta Beby setelah menyakitinya tentu satu hal yang sangat sulit sekali. Dan Shania harus bisa melewati tantangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanfictionPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai