#20: Perpisahan Sementara

909 74 3
                                    

Puas menikmati makan siang mereka, Beby pun membawa Shania ke sebuah taman untuk menikmati pemandangan taman tersebut sebelum dia berangkat keesokan harinya. Beby terus menggenggam tangan Shania. Tangan yang nantinya bakal tidak bisa digenggam selama di luar negeri. Shania juga membalas genggaman tangan Beby dengan sangat erat. Keduanya hanya terdiam memandang pemandangan indah di taman tersebut.

"Nju?" Beby akhirnya membuka suara untuk memecah kesunyian tersebut.

"Kenapa, Beb?" Tanya Shania memandang wajah samping Beby.

"Kamu liat danau di depan sana?" Shania mengangguk, "Iya. Aku liat."

"Danaunya indah." Beby menatap Shania, "Tapi, dia tidak bisa mengalahkan keindahanmu."

Shania tersipu dengan rayuan dari Beby. Sudah lama rasanya dia tidak berduaan seperti ini dengan Beby. Beby menyunggingkan senyumnya saat melihat Shania tersipu. Genggamannya pada Shania terlepas dan beralih merangkul pundak Shania.

"Kamu jangan lama-lama ya di luar negeri." Ucap Shania dengan nada manjanya. "Nanti aku kangen."

Senyum Beby semakin lebar mendengar Shania yang sangat manja padanya. Dengan perlahan, dia menyandarkan kepala Shania pada pundaknya.

"Iya, sayang. Nanti kalau kerjaanku udah selesai, aku bakal langsung pulang." Balas Beby kemudian.

Shania tersenyum tipis. Entah dia bisa bertahan atau tidak saat ditinggal Beby nanti. Yang pasti, hatinya tidak siap.

"Udah puas?" Beby menatap Shania, "Aku masih harus packing buat keberangkatan aku besok."

Shania membalas tatapan Beby dan menggeleng manja, "Aku masih kangen, Beb."

Beby mengangguk dan membiarkan Shania bermanja-manja pada dirinya. Ya, kapan lagi kan dia membiarkan kekasihnya tersebut bermanja-manja pada dirinya.

"Semoga keputusanku berobat ke luar negeri adalah pilihan yang tepat. Aku tidak mau melihat dia terus sedih." Batin Beby.

***

Sebuah taksi tampak berhenti di sebuah rumah semi permanen. Dari dalamnya, keluar seorang gadis berwajah manis. Setelah membayar taksi tersebut, gadis tersebut pun berjalan masuk ke dalam.

"Lho Sak, kok cepet pulangnya?"

Gadis yang ternyata Saktia itu hanya mengangguk dan memberikan senyuman tipisnya.

"Kenapa lo?"

"Gue gak apa-apa, Gab. Masuk gih!"

Gaby mengangguk menuruti perintah Saktia dan masuk ke dalam kos disusul oleh Saktia di belakangnya.

"Sorry ya, tadi ada tamu." Ucap Gaby pada seseorang yang sedang duduk di ruang tamu.

"Iya, gak apa-apa kok." Orang tersebut mengangguk dan tersenyum pada Gaby.

"Tamu, tamu! Mulut lo kalok nyerocos itu asal banget ya!" Gerutu Saktia sembari duduk bersimpuh dan melepaskan sepatunya.

"Biarin!" Balas Gaby menjulurkan lidahnya. "Jangan dengerin dia ya? Saktia orangnya emang agak miring."

"Heh! Enak aja lo! Lo tuh yang miring!" Saktia kembali bergerutu.

Setelah sepatunya terlepas, Saktia pun meletakkan sepasang sepatunya di rak, kemudian berdiri dan berjalan ke kamarnya. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar Gaby sedang berbicara pada seseorang. Dia pun memutar kembali tubuhnya dan menghampiri Gaby.

"Ngomong sama siapa lo, Gab?" Tanya Saktia penasaran.

"Kepo deh lo!" Jawab Gaby seadanya.

"Nyebelin ya lo!" Ucap Saktia mendorong pelan pundak Gaby.

Between You and Her(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang