Saktia baru saja menyelesaikan jam pelajaran pertamanya. Dia begitu terkejut saat menlihat Beby yang terluka sedang dipapah oleh Shania.
Tanpa berpikir dua kali, Saktia berlari menghampiri Beby dan Shania.
"Beb, lo berantem lagi?" Tanya Saktia panik.
"Gak kok, Sak. Gue kepeleset tadi, terus jatuh. Jadinya gini deh." Jawab Beby santai dengan cengirannya.
Saktia mendengus kesal. Dia tahu Beby tidak ingin membuatnya cemas. Tapi yang membuatnya kesal bukan karena Beby yang berbohong kepadanya. Tapi, melihat Shania yang memapah Beby sambil sesekali mengusap lukanya.
"Jangan gerak dulu, Beb!" Kesal Shania yang berusaha mengusap luka Beby menggunakan tisu yang dibawanya.
"Beby memang gitu orangnya. Setiap berantem, luka terus gak mau diobati." Ucap Saktia.
Shania melihat ke arah Saktia sejenak. Kemudian mendengus kesal.
"Kalau gitu, kita ke klinik. Jangan sampai luka ini jadi infeksi nanti." Shania kembali memapah Beby ke arah klinik kampus.
Saktia hanya berdiri terpaku melihat kedekatan Shania dan Beby yang begitu cepat.
"Sadar Sak! Beby itu sahabat lo!" Saktia berusaha menepis pikirannya dan berjalan cepat ke arah kantin.
***
Saktia POV
Aku duduk termenung di kantin. Entah apa yang ada di pikiranku sekarang.
Segelas jus jeruk yang telah kuteguk setengah tersebut masih setia menemani kesendirianku.
"Sendirian ae nih! Temen lo mana?" Aku memutar malas bola mataku saat mendengar suara itu.
"Bukan urusan lo! Dan jangan deket-deket sama gue! Gue gak ingin cari masalah." Aku berdiri dan beranjak dari hadapan gadis tersebut.
"Saktia, tunggu!" Kudengar gadis itu memanggil namaku.
Aku berbalik menghadapnya yang sekarang memandangku dengan tatapan lembutnya.
"Bagaimana lo bisa tahu nama gue?"
"Lo gak perlu tahu gue tahu nama lo dari mana. Yang pasti, gue hanya mau bicara sama lo." Jawab gadis itu.
"Gadis pembully sepertimu bicara denganku? Jangan bermimpi, Della!"
Setelah berkata demikian, aku pun berjalan cepat meninggalkannya. Aku tidak ingin berlama-lama melihat wajah pembullynya di hadapanku.
***
Author POV
Saat ini Saktia tampak berjalan-jalan santai taman kampus. Dia tersenyum saat melihat sepasang kekasih yang begitu mesra.
"Andai aja kemaren gue gak ngasih nomor tuh cewek ke Beby. Jadi nyesel sendiri kan gue." Batin Saktia.
Saktia meneruskan langkahnya menelusuri taman kampus sampai dia menemukan kembali pemandangan yang membuat hatinya sakit.
Dari kejauhan sana, tampak Shania sedang menemani Beby yang sedang makan dengan lahap. Wajah Shania memang tampak kesal, tapi dia tidak berusaha untuk pergi meninggalkan Beby disana.
"Udah belum sih lo makannya?" Gerutu Shania.
"Sabar dong. Mulut gue kan sakit karena luka. Jadi makannya gak bisa cepet-cepet." Jawab Beby tersenyum penuh arti.
Shania hanya mendengus kesal melihat tingkah Beby yang sangat tengil tersebut. Dia menghela napas kasarnya dan mengeluarkan ponselnya.
"Kenapa gue harus ngeliat pemandangan menjijikkan di depan gue sih?!" Batin Saktia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanfictionPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai