Sesaat setelah Saktia menerima pesan tersebut, dia langsung bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit yang dimaksud oleh Beby. Saktia masih bingung, sebenarnya bantuan apa yang dibutuhkan oleh Shania? Dan kenapa harus secepat ini butuhnya?
"Pak, kita ke rumah sakit XXX. Cepetan." Ucap Saktia setelah menaiki mobil online yang di pesannya.
Sebenarnya dari tadi perasaannya sudah tidak enak saat Beby mengirim pesan padanya. Dia takut terjadi sesuatu dengan Shania ataupun Beby.
"Semoga perasaan aku gak bener deh." Batin Saktia.
***
Saktia POV
Mobil online yang kutumpangi sampai pada rumah sakit yang dimaksud oleh Beby. Setelah membayar mobil online tersebut, aku pun bergegas masuk ke dalam rumah sakit untuk menemui Beby. Aku memperlambat langkahku saat melihat orang tua Beby, Anin dan juga Mama Shania berada disana. Ini gawat, pikirku.
"Beb!" Ucapku saat diriku telah mendekati Beby.
"Dateng juga lo." Beby menjeda ucapannya, "Ikut gue yuk!"
Dengan ragu, aku pun mengikuti Beby dari belakang sambil mendorong kursi rodanya.
***
Author POV
Beby membawa Saktia ke taman rumah sakit. Disana, mereka hanya terdiam dengan memikirkan sejuta kalimat yang hendak diucapkan. Sampai akhirnya, Bebylah yang memulai kalimatnya.
"Shania kritis, Sak." Ada jeda dalam ucapan Beby, "Dan dia, butuh pertolongan segera."
Saktia mengerutkan keningnya, "Kritis? Kenapa Shania bisa sampe kritis? Shania butuh pertolongan apa?"
Beby menghela sejenak napasnya, "Dia butuh pendonor darah. Karena dia kehabisan banyak darah."
"Darah? Shania kecelakaan?" Tanya Saktia yang masih tidak mengerti.
Beby memutar kursi rodanya untuk menghadap Saktia, "Gue juga gak tau apa yang terjadi sama Shania."
"Bukannya, Shania di rumah lo? Kok dia bisa kena masalah sih?" Saktia terus mengeluarkan sejuta pertanyaan pada Beby.
Beby mengangguk, "Shania di rumah gue. Tapi, gue yang gak di rumah."
"Maksudnya?" Tanya Saktia.
"Dia dateng ke rumah gue buat masak. Tapi, gue gak mau dan malah mengajak Anin keluar untuk makan." Beby menjeda ucapannya, "Dan saat gue pulang, dia udah terkapar di jalanan dengan tubuh ya--"
PLAK!
Beby cukup terkejut dengan tamparan spontan dari Saktia pada saat dia belum menyelesaikan ucapannya. Dia tersenyum miring saat mendengar suara tangisan Saktia.
"Lo bajingan, Beb!" Saktia menarik kerah baju Beby, "Lo tau seberapa perjuangan Shania untuk ngedapetin lo kembali, hah!"
PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
FanfictionPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai