Saktia menghempas dirinya di sofa ruang tamu. Dirinya dan Gaby baru saja sampai di kos. Rasa lelah menghampirinya saat berlomba lari tadi dengan Gaby.
"Capek ya?" Ledek Gaby dengan kekehannya. "Udah tua sih."
"Enak aja gue tua! Lo tuh yang larinya kecepetan!" Gerutu Saktia.
"Hahaha! Makanya, kalau disuruh latihan lari itu, jangan males!" Ujar Gaby.
Saktia tidak menganggapi ucapan Gaby. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa kemudian memejamkan matanya sejenak menghilangkan rasa lelahnya. Sementara Gaby berjalan ke dapur dan menyiapkan sarapan, makan siang serta makan malam untuk Gaby.
"Permisi." Sebuah suara menghampiri depan pintu kos
"Sak, ada orang tuh. Bukain gih pintunya." Ucap Gaby yang sedang memotong sayuran.
"Males ah. Lo aja yang bukain." Tolak Saktia.
"Gue lagi masak, Saktia." Gaby menjeda ucapannya, "Buat lo juga ini gue masak."
Saktia mendengus kemudian berdiri dari sofa dan berjalan mendekati pintu. Setelah terbuka dengan sempurna, Saktia bisa melihat seorang pria berpakaian kurir sedang memegang sepucuk surat di tangannya.
"Cari siapa ya, Mas?" Tanya Saktia.
"Dengan Mbak...." Kurir itu melihat sebentar ke arah surat yang dipegangnya, "Saktia ya?"
"Iya, saya sendiri." Jawab Saktia. "Ada apa ya, Mas?"
"Ini, ada surat buat Mbak." Kurir tersebut menyerahkan surat tersebut pada Saktia.
"Surat?" Saktia menerima surat tersebut, "Dari siapa ya, Mas?"
"Kurang tau, Mbak. Soalnya di bagian luar suratnya gak tertulis nama pengirimnya." Jawab sang kurir.
Saktia mengangguk paham, "Ya udah, makasih ya Mas."
Setelah kurir tersebut pergi, Saktia menutup pintu kos dan kembali berjalan ke arah sofa dengan sepucuk surat yang ada di tangannya.
"Siapa, Sak?" Tanya Gaby dari arah dapur.
"Itu tadi ada kurir nganterin surat buat gue." Jawab Saktia.
"Dari siapa suratnya?"
"Kurirnya bilang, dia gak tahu siapa pengirimnya soalnya gak ada ditulis nama pengirimnya."
Gaby mengangguk paham dan kembali memasak.
Karena penasaran, Saktia pun membuka surat tersebut dan mulai membacanya.
'Dear Saktia,
Hai, Sak!
Apa kabar lo?Gue harap sih lo baik-baik aja ya. Hehe.
Jujur, ini pertama kali gue nulis surat. Jadi maafin kalau isi surat gue agak berantakan ya?Ok! Untuk yang pertama, gue mau kasih tahu lo kalau gue bakal pulang akhir tahun ini. Yuhuu!! Gue seneng banget bisa bertemu lo lagi akhirnya!!'
Senyum Saktia terpatri saat membaca bait pertama dari isi surat tersebut. Dia bisa menebak kalau Bebylah yang mengirim surat tersebut.
'Dan untuk yang kedua, gue mau kasih lo kabar baik. Jeng! Jeng! Hehe dramatis banget ya, gue?
Penyakit gue udah sembuh, Sak! Gue seneng banget akhirnya penyakit gue berhasil diangkat.Awalnya gue udah agak pesimis gitu saat dokter mengatakan kalau penyakit gue udah sangat parah. Tapi, berkat dukungan dari kedua orang tua gue dan juga lo sama Shania, gue akhirnya bisa sembuh total!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
Fiksi PenggemarPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai