#16: Saktia Dibully

827 67 5
                                    

Saktia tampak berjalan lemas ke arah lokernya. Dia menghela nafas pelan kemudian membuka lokernya dan menaruh seluruh barangnya.

"Ini dia orang yang gue cari." Suara tersebut terdengar setelah Saktia menutup kembali lokernya.

"Mau lo apa sih?!" Delik Saktia menatap tajam pada orang tersebut.

"Del, lo bawa kan apa yang gue bilang?" Orang yang dipanggil Della hanya mengangguk. "Bagus!"

"Lo gak ada capek-capeknya ya ngebully gue, Sil!" Ucap Saktia dengan nada tinggi.

Orang yang dipanggil Sisil tersebut pun hanya tersenyum sinis kemudian menarik Saktia ke halaman belakang kampus.

"Kita apain enaknya Del?" Ucap Sisil tertawa remeh.

"Kita bikin hitam aja dia." Jawab Della juga diiringi oleh tawa remehnya.

Della mengangkat tangannya dan menuangkan tinta yang sedari tadi dipegangnya tersebut ke tubuh Saktia. Sementara Sisil memegang tubuh Saktia agar Saktia tidak bisa melawan.

Saktia hanya pasrah saat dirinya dikerjai atau lebih tepatnya, dibully oleh Della dan Saktia. Air matanya menetes saat mengingat Beby yang terbaring lemah di rumah sakit. Biasanya, Bebylah yang akan selalu menolongnya.

"Hahaha!" Tawa Sisil pecah saat melihat wajah dan bahkan tubuh Saktia yang hitam akibat tinta yang dituangkan oleh Della.

"Lihat dia, Sil. Dekil banget." Sindir Della setelah puas menuangkan tinta ke tubuh Saktia.

"Hahaha! Gak mandi berapa hari lo?!" Sisil menimpali.

Saktia segera berlari dari sana setelah Sisil melepaskan genggamannya. Namun, langkahnya terhenti saat Sisil kembali meraih tangannya dengan cepat.

"Mau kemana lo?" Tanya Sisil. "Kita belum puas nih."

"Lepasin gue!" Ujar Saktia lirih.

"Apa?! Lepasin lo?" Della tersenyum miring dan berjalan mendekati Saktia, "Gak! Kita gak akan ngelepasin lo begitu aja!"

"Salah gue apa sih sama kalian?!" Saktia mulai terisak.

Sisil tersenyum sinis dan berkata, "Ingat kejadian di taman kampus?" Sisil menjeda kalimatnya. "Dengan lo berani lawan gue di taman kampus itu, artinya lo nyari perang sama gue!"

Saktia memejamkan matanya saat mendengar bentakan Sisil yang begitu keras tersebut. Air matanya kembali turun dengan deras. Dalam hati, dia terus berdoa berharap agar seseorang menolongnya dari kedua siluman tak berhati yang senang sekali membully orang.

"Mulai saat ini, lo jadi pembokat kita berdua!" Ujar Della.

"Apa?!" Kaget Saktia. "Gak! Gue bukan pesuruh kalian!"

"Oh, jadi lo gak mau?" Sisil meraih tasnya dan mengeluarkan sebuah pisau cutter dari sana, "Lo berani lawan kita, lo mampus sama gue! Paham?!"

Saktia meneguk ludahnya dengan susah payah saat Sisil menodongkan pisau cutter tersebut di depannya. Mau tidak mau, Saktia pun menganggukkan kepalanya karena takut.

"Ya udah, tunggu apa lagi lo?! Itu ambil tas kita berdua!" Perintah Della.

Saktia pun mengambil tas Della dan Sisil lalu berjalan di belakang menyusul mereka yang telah berjalan duluan.

***

Saktia POV

Hari ini, mungkin aku lagi sial saja. Ketemu kedua pembully yang baru dihajar oleh Shania tadi pagi. Dan sekarang, aku kembali dibully.

Between You and Her(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang