"Gimana Beb? Udah ada perkembangan?" Tanya Saktia sembari menyuput jus Alpukat pesanannya.
"Perkembangan gimana? Orang gue baru mau mulai." Jawab Beby tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
Tidak ada pembicaraan setelah itu. Keduanya hanya terdiam menikmati waktu mereka masing-masing.
"Hahaha! Kebayang gak sih kalau Vania punya pacar entar manjanya gimana." Terdengar sebuah suara dan tawa cekikikan dari seorang gadis yang berjalan ke arah kantin kampus.
"Iya. Hahaha!"
"Ish! Kalian bedua demen banget ya godain gue."
Saktia yang menangkap nada suara itu pun menengadahkan kepalanya melihat sumber suara. Senyum terbentuk di wajahnya ketika melihat seorang gadis yang dikenalnya diantara kedua gadis lainnya.
"Beb, tuh." Saktia menyikut tangan Beby memberikan kode padanya.
"Paan sih?" Ucap Beby yang risih.
Saktia mendelik malas, dia mengangkat tangannya memutar kepala Beby ke arah ketiga gadis yang masih asyik mengobrol dan sesekali tertawa.
Tanpa sadar, Beby tersenyum manis saat melihat seorang gadis yang telah dikenalnya.
Gadis yang merasa dipandang dari tadi pun mengalihkan pandangannya pada Beby. Kedua alisnya dikerutkan melihat senyum manis Beby padanya.
Gadis yang ternyata Shania tersebut hanya mendelik malas dan kembali melanjutkan obrolannya bersama kedua sahabatnya.
"Gue udah yakin, Sak." Gumam Beby.
"Yakin apa lo?" Tanya Saktia yang terheran.
Beby mengalihkan pandangannya menghadap Saktia masih dengan senyuman manisnya.
"Gue yakin mau ngejar dia." Jawab Beby.
"Semangat ya!"
Dibalik dukungannya, sebenarnya hati Saktia agak sedikit berat membiarkan Beby mengejar Shania. Karena dia tahu sifat Beby yang sangat cuek ketika sudah dihadapkan pada tugas-tugas kuliahnya.
"Kenapa lo, Sak? Kok kayak sedih gitu? Ada masalah? Coba cerita sama gue." Ucap Beby setelah menyesap teh hangatnya.
"Gapapa. Btw, selamat berjuang ya!" Balas Saktia menunjukkan senyum paksaannya.
Beby mengangguk dan senyum masih belum hilang dari wajahnya.
***
Beby tersenyum saat melihat sebuah coklat berbentuk unik yang menarik perhatiannya.
"Kira-kira, dia suka gak ya sama coklat ini?" Batin Beby.
Tanpa banyak berpikir lagi, Beby mengambil coklat tersebut dan berjalan ke kasir.
TRING
Bel pintu toko tersebut berbunyi menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam toko tersebut.
"Selamat siang, Mbak Shania. Bagaimana kuliahnya?" Tanya salah satu karyawan yang bekerja disana.
"Siang! Baik-baik aja kok. Gimana dengan toko?" Shania bertanya balik pada karyawan tersebut.
"Baik kok, Mbak. Itu ada satu orang yang beli coklat yang Mbak buat kemarin itu."
Shania mengangguk dan berjalan ke arah kasir yang tidak ada orang sama sekali.
"Selama si..." Shania menghentikan ucapannya saat melihat siapa yang berada di meja kasir. "Ngapain lo kemari?"
Mata Beby membulat sempurna melihat orang yang berdiri di hadapannya sekarang. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You and Her(Completed)
Fiksi PenggemarPerjuangan Shania untuk kembali ke pelukan Beby, dimulai