[2 bulan sebelum Putra & Boy Tinggal Berasama]
StarTV, 1 Mei.
Disaat kebanyakan orang libur dari pekerjaan mereka, dan kebanyakan buruh berdemo di depan gedung pemerintahan, aku dengan penuh semangat justru sedang berjalan menyusuri kantor StarTV.
Hari ini beberapa program di bawah naungan Departemen Produksi yang dulu dikepalai oleh Mas Galuh akan ada meeting perkenalan kepala departemen produksi yang baru. Aku tidak mengerti kenapa harus aku yang mencari ruangan buat rapat. Semakin tidak mengerti ketika bisa-bisanya di tanggal merah seperti ini ruang-ruang rapat pada penuh di booking oleh beberapa program lain.
Setelah bernegosiasi dengan Ridwan sebagai penanggungjawab ruang meeting, akhirnya aku bisa mendapatkan ruangan juga untuk rapat di jam 10. Sekarang sudah jam 9 lewat 27 menit, itu artinya aku harus segera menghubungi tim lainnya.
Rapat pun dimulai. Seorang kepala Departemen Produksi yang baru datang bersama seseorang yang kutaksir adalah asistennya. Lalu semua berdiri dan kembali duduk setelah kembali dipersilahkan. Setelah itu dia memperkenalkan dirinya, Juliano Hendrawan. Kami menyapanya Pak Julian. Jika dilihat-lihat usianya sebenarnya gak beda jauh dengan Mas Galuh. Dikisaran 30 sampai 35 tahunan. Bisa saja dia lebih muda atau lebih tua dari Mas Galuh. Perawakannya gak begitu tinggi, badannya juga gak se-atletis Mas Galuh. Tetapi sikap pemimpinnya terlihat jelas dari wajah tegas, cara bicara hingga cara dia berjalan. Lagi-lagi, ada satu sisi yang mencuri perhatianku. Untuk ukuran laki-laki dewasa, Pak Julian ini adalah seorang pria-pria yang masuk kategori pria berkarisma meski wajahnya sebenarnya biasa saja. Dia sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Artinya dia jelas seorang straight, HAHA.
Sebagai seorang karyawan StarTV dan menjabat sebagai PA, aku dan beberapa rekanku sudah tahu soal Pak Julian ini dari awal masuk. Dulu dia menjabat sebagai Kepala Departemen khusus bidang Olahraga.
"Baiklah, perkenalannya cukup dan tidak perlu ada pertanyaan ya. Sekarang mari lanjut ke sesi berikutnya. Saya rasa Lea juga sudah membagikan rundown meeting hari ini apa saja. Silahkan Lea" ucap Pak Julian menutup sesi perkenalan dirinya.
"terima kasih Pak Julian. Sekali lagi kami ucapkan selamat datang. Dan rekan-rekan, sekarang—"
"eh sebentar-sebentar" Pak Julian mengacungkan tangannya dan memotong ucapan Mbak Lea.
"sorry Lea, saya lupa memperkenalkan seseorang" lanjut Pak Julian.
Lalu dia mengisyaratkan kepada seorang pria yang tadi menurutku sebagai asistennya untuk berdiri.
Seorang pria yang duduk persis di sebelahnya yang sedari tadi mencuri perhatian seisi ruang rapat itu menatap Pak Julian lalu berdiri. Aku menatap ke arahnya. Dari sejak kedatangannya bersama Pak Julian, aku jadi terus memperhatikannya. Apalagi, dia duduk di sebelah Pak Julian sehingga mau tidak mau aku secara tidak langsung juga akan melihatnya. Jujur saja dari sejak aku tahu tentang Pak Julian ini, aku baru tahu sosok asistennya ini. Tapi entah kenapa aku seperti kurang bersahabat dari sejak mata kami bertemu di awal dia masuk tadi. Dia terlihat seperti seorang yang begitu dingin. Padahal mukanya termasuk kategori pria tampan. Malah tampan banget! Wajahnya putih juga bersih tanpa ada jerawat atau bekas jerawat menempel selain beberapa tahi lalat yang membuatnya gak terlihat kotor justru tampak manis. Apalagi dengan sedikit bulu-bulu halus di wajahnya dengan alis hitam tebalnya itu membuatnya makin menyita mata nakalku. Rambutnya ditata rapi ke atas menggunakan gel dengan sedikit gaya mohawk membuatnya nampak tegas. Dan yang paling mencuri perhatian adalah posturnya yang tegap tinggi bak tiang bendera pas 17an. Sayang, tak ada senyum yang tergores di wajahnya itu. Seperti kataku tadi, mungkin dia sosok yang begitu dingin. Tapi semoga dugaanku salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST for LOVE (2)
Non-Fiction[LOVE or LUST: Season 2] - [COMPLETED] _____________ ✔ FOLLOW terlebih dahulu sebelum membaca karena akan ada beberapa chapter yang di private dan hanya terbaca jika sudah follow. ✔ LUST FOR LOVE adalah buku ke 2 sebagai lanjutan dari cerita LOVE or...